Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konflik yang tengah memanas antara Israel dan Iran berpotensi mengganggu jalur logistik global, terutama di kawasan Timur Tengah yang menjadi salah satu jalur strategis perdagangan migas dunia. Institut Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI Institute) mengingatkan bahwa eskalasi ini bisa berdampak signifikan terhadap biaya logistik, harga barang konsumsi, hingga pertumbuhan ekonomi nasional.
Ketua ALFI Institute Yukki Nugrahawan Hanafi menyebut bahwa para pelaku usaha logistik global kini mulai menghindari wilayah perairan seperti Selat Hormuz dan Laut Merah yang dinilai rawan terhadap potensi retaliasi kelompok yang berafiliasi dengan Iran, termasuk Houthi.
Baca Juga: Imbas Perang Israel-Iran, Asosiasi Logistik Wanti-Wanti Kenaikan Ongkos Angkutan
“Selat Hormuz mengangkut 20%-30% komoditas migas dunia. Disrupsi pada jalur ini akan menaikkan harga minyak dan gas global, yang selanjutnya berdampak pada harga bahan baku dan barang konsumsi,” katanya kepada Kontan, Senin (23/6).
Sejak konflik memanas pertengahan Juni, harga minyak dunia telah melonjak hampir 12% dari posisi US$69 menjadi US$78 per barel, sebelum akhirnya bertahan di kisaran US$75. Lonjakan ini menjadi perhatian karena dapat mendorong kenaikan harga komoditas secara luas dalam waktu singkat.
ALFI juga mencatat, pelaku usaha nasional mulai mengkalkulasi ulang rute pelayaran internasional yang melintasi wilayah konflik. Risiko yang meningkat membuat akses logistik melewati jalur tersebut makin terbatas, sehingga dikhawatirkan dapat memicu kelangkaan dan keterlambatan distribusi.
Jika konflik terus berlarut tanpa solusi konkret, ALFI memproyeksikan dampaknya mulai terasa pada kuartal III tahun ini, terutama pada konsumsi domestik. “Dalam perspektif makro, pertumbuhan PDB nasional bisa meleset dari target yang telah ditetapkan pemerintah,” tambah Yukki.
ALFI mendorong pelaku logistik untuk memperkuat strategi mitigasi, termasuk diversifikasi rute pelayaran dan penguatan kerja sama regional. Pemerintah juga diminta meningkatkan koordinasi lintas sektor guna menjaga stabilitas pasokan dan harga barang di pasar domestik.
Baca Juga: KAI Angkut 27,73 Juta Ton Barang hingga Mei 2025, Siap Sambut Zero ODOL
Selanjutnya: 13.400 Petani Terima Modal, Ini Cara Ajukan KUR BNI untuk UMKM dan Sektor Lain
Menarik Dibaca: BRI Terbitkan Social Bond Senilai Rp 5 Triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News