kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Aspermigas: Beban biaya perusahaan migas bisa naik jika sumur produksi tak beroperasi


Senin, 27 April 2020 / 20:55 WIB
Aspermigas: Beban biaya perusahaan migas bisa naik jika sumur produksi tak beroperasi
ILUSTRASI. logo Pertamina dan Perusahaan Gas Negara PGN


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pelemahan harga minyak global masih terus terjadi sehingga mempengaruhi industri minyak dan gas (migas) seluruh negara, termasuk Indonesia.

Asosiasi Perusahaan Migas Indonesia (Aspermigas) menilai, para pelaku pasar masih memperkirakan adanya potensi surplus minyak global. Surplus ini lah yang harus segera dihilangkan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau OPEC serta Rusia melalui penurunan produksi secara bertahap.

Pemerintah Indonesia sendiri meminta agar kegiatan hulu dan hilir migas tetap berjalan kendati kebutuhan minyak dalam negeri berkurang seiring pandemi virus corona.

Baca Juga: Harga BBM tak kunjung turun, KPPU berencana minta keterangan ESDM

“Dalam beberapa laporan, kebutuhan minyak negara-negara di dunia sudah turun lebih dari 20%. Lalu, apakah negara-negara produsen mau menurunkan produksi hingga 30%,” ungkap Ketua Umum Aspermigas John Karamoy, Senin (27/4).

Menurutnya, dunia sedang dihadapkan pada kondisi di mana produksi minyak digenjot lebih banyak dari kebutuhan yang ada sehingga tangki atau kilang menjadi penuh. Bahkan dalam kondisi harga minyak yang rendah seperti sekarang, masih ada sumur-sumur minyak yang harus tetap berproduksi.

John berpendapat, di tengah penurunan harga minyak yang cukup tajam, opsi pengosongan kilang dapat dilakukan sehingga minyak yang ada di sana dapat dijual dengan harga miring.

Hal ini justru lebih baik dilakukan dibandingkan menyetop sumur produksi. Pasalnya, biaya yang dibebankan ke perusahaan migas akan lebih tinggi, terutama ketika menghidupkan kembali sumur produksi yang sempat berhenti beroperasi.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×