kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aspermigas: Beban biaya perusahaan migas bisa naik jika sumur produksi tak beroperasi


Senin, 27 April 2020 / 20:55 WIB
Aspermigas: Beban biaya perusahaan migas bisa naik jika sumur produksi tak beroperasi
ILUSTRASI. logo Pertamina dan Perusahaan Gas Negara PGN


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

Di luar itu, dalam waktu dekat, John menilai, pergerakan harga minyak dunia akan bergantung pada upaya OPEC dan Rusia dalam menurunkan produksi minyak secara global.

Ada ungkapan bahwa apabila kesepakatan antara OPEC dan Rusia tidak terjadi, maka dalam dua bulan ke depan, semua kilang penampungan dan penyimpanan minyak di dunia akan penuh. Alhasil, harga minyak akan terancam turun di bawah US$ 10 per barel. “Skenario ini mudah-mudahan tidak akan terjadi,” tambah John.

Ia melanjutkan, hal yang masih sulit diduga saat ini adalah kapan masalah virus corona dapat diatasi oleh dunia, termasuk seberapa lama perekonomian dunia akan terus tertekan sebelum kembali membaik.

Baca Juga: Aspermigas: Anjloknya harga minyak akan timbulkan respons beragam pebisnis

“Harga minyak dunia akan ditentukan oleh perkembangan ekonomi global di tengah wabah Covid-19,” terang dia.

Sebagai catatan, harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (Nymex) kontrak Juni 2020 anjlok 16,71% ke level US$ 14,11 per barel pada Senin (27/4) pukul 18.50 WIB. Sementara harga minyak Brent di ICE Futures kontrak Juni 2020 terperosok 4,29% ke level US$ 20,52 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×