Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) menilai, potensi terbesar penerapan Jaringan Gas (Jargas) masih berada di Pulau Jawa.
Ketua Komite Investasi Aspermigas Moshe Rizal mengatakan, setidaknya ada dua faktor utama yang mendukung hal tersebut. Pertama, konsumen gas mayoritas berada di Pulau Jawa.
“Ya karena konsumennya, 60% penduduk kita di Pulau Jawa. Jelas potensi konsumen paling besar di Pulau Jawa,” ujar Moshe kepada Kontan.co.id, Minggu (7/9/2025).
Baca Juga: Target 1 Juta Jargas Berlanjut, Kementerian ESDM Siapkan Dana Rp 5,8 Triliun
Dengan terkonsentrasinya jumlah penduduk, Moshe menilai, pemerintah sebaiknya memperluas pembangunan Jargas di Jawa lebih dahulu.
“Mulai dari Jawa dulu karena akan jauh lebih mudah. Kalau di luar Jawa, penduduknya tidak terkonsentrasi sehingga biaya infrastruktur jargas bisa lebih mahal,” jelasnya.
Faktor kedua adalah keberadaan sejumlah blok migas penghasil gas di sekitar Jawa yang dapat menjadi penopang pasokan.
“Di sekitar Jawa sudah banyak lapangan produksi gas, misalnya di Jawa Barat dekat ibu kota, juga di Jawa Timur,” katanya.
Mengutip data Kementerian ESDM, Indonesia memiliki beberapa lapangan migas di sekitar Jawa Barat, seperti di lepas pantai Cirebon yang dioperasikan PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).
Baca Juga: Ditjen Migas Siapkan Pembangunan Jargas Rumah Tangga 2025–2026
Sementara di Jawa Timur, Blok West Madura Offshore (WMO) memiliki Lapangan Gas Alam MDA-MBH dengan produksi sekitar 120 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
Selain itu, sejumlah lapangan eksisting di Jawa Timur juga masih bisa dimanfaatkan. Adapun pasokan Jargas juga berpotensi berasal dari lapangan gas di Sumatera maupun Lapangan Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat.
“Gas bisa dari berbagai area di Indonesia, baik dari Tangguh, Sumatera, dan lainnya,” imbuh Moshe.
Sebagai informasi, pemerintah tengah mempersiapkan kembali program Jargas mulai tahun ini hingga 2026.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR terkait pagu anggaran 2026, disetujui alokasi Rp 21,66 triliun.
Baca Juga: PGN Salurkan 815.000 Jargas Rumah Tangga, Ungkap Strategi Genjot Pemanfaatan Gas Bumi
Dari jumlah tersebut, sekitar Rp 5,8 triliun akan digunakan untuk tambahan pembangunan Jargas rumah tangga hingga 1 juta sambungan.
Pada 2025, direncanakan pembangunan 115.264 sambungan rumah (SR) dengan anggaran Rp 1 triliun, kemudian dilanjutkan pada 2026 dengan pendanaan Rp 4,8 triliun.
Selanjutnya: Ekonomi Lesu, Target Penurunan Angka Kemiskinan Jadi 6,5% di 2026 Sulit Tercapai
Menarik Dibaca: Hujan Lebat Turun di Provinsi Mana? Simak Peringatan Dini Cuaca Besok (9/9) dari BMKG
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News