kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.350.000   -4.000   -0,17%
  • USD/IDR 16.665   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.272   -2,63   -0,03%
  • KOMPAS100 1.147   -2,68   -0,23%
  • LQ45 828   0,00   0,00%
  • ISSI 290   -1,26   -0,43%
  • IDX30 434   0,97   0,22%
  • IDXHIDIV20 499   3,67   0,74%
  • IDX80 127   -0,55   -0,43%
  • IDXV30 136   -0,78   -0,57%
  • IDXQ30 138   0,41   0,30%

Aspermigas: Jawa Jadi Prioritas Pembangunan Jargas Nasional


Senin, 08 September 2025 / 15:14 WIB
Aspermigas: Jawa Jadi Prioritas Pembangunan Jargas Nasional
ILUSTRASI. Warga memeriksa jaringan gas rumah tangga yang terpasang di rumahnya di kawasan Paku Jaya, Tangerang Selatan, Senin (28/7/2025). PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mencatat sudah lebih dari 820 ribu Sambungan Rumah Tangga (SR) gas bumi terpasang di 18 provinsi dan 74 kabupaten/kota hingga pertengahan tahun 2025. Jargas rumah tangga telah menyumbang penghematan subsidi negara hingga Rp 1,7 triliun per tahun. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) menilai, potensi terbesar penerapan Jaringan Gas (Jargas) masih berada di Pulau Jawa.

Ketua Komite Investasi Aspermigas Moshe Rizal mengatakan, setidaknya ada dua faktor utama yang mendukung hal tersebut. Pertama, konsumen gas mayoritas berada di Pulau Jawa.

“Ya karena konsumennya, 60% penduduk kita di Pulau Jawa. Jelas potensi konsumen paling besar di Pulau Jawa,” ujar Moshe kepada Kontan.co.id, Minggu (7/9/2025).

Baca Juga: Target 1 Juta Jargas Berlanjut, Kementerian ESDM Siapkan Dana Rp 5,8 Triliun

Dengan terkonsentrasinya jumlah penduduk, Moshe menilai, pemerintah sebaiknya memperluas pembangunan Jargas di Jawa lebih dahulu.

“Mulai dari Jawa dulu karena akan jauh lebih mudah. Kalau di luar Jawa, penduduknya tidak terkonsentrasi sehingga biaya infrastruktur jargas bisa lebih mahal,” jelasnya.

Faktor kedua adalah keberadaan sejumlah blok migas penghasil gas di sekitar Jawa yang dapat menjadi penopang pasokan.

“Di sekitar Jawa sudah banyak lapangan produksi gas, misalnya di Jawa Barat dekat ibu kota, juga di Jawa Timur,” katanya.

Mengutip data Kementerian ESDM, Indonesia memiliki beberapa lapangan migas di sekitar Jawa Barat, seperti di lepas pantai Cirebon yang dioperasikan PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).

Baca Juga: Ditjen Migas Siapkan Pembangunan Jargas Rumah Tangga 2025–2026

Sementara di Jawa Timur, Blok West Madura Offshore (WMO) memiliki Lapangan Gas Alam MDA-MBH dengan produksi sekitar 120 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Selain itu, sejumlah lapangan eksisting di Jawa Timur juga masih bisa dimanfaatkan. Adapun pasokan Jargas juga berpotensi berasal dari lapangan gas di Sumatera maupun Lapangan Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat.

“Gas bisa dari berbagai area di Indonesia, baik dari Tangguh, Sumatera, dan lainnya,” imbuh Moshe.

Sebagai informasi, pemerintah tengah mempersiapkan kembali program Jargas mulai tahun ini hingga 2026.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR terkait pagu anggaran 2026, disetujui alokasi Rp 21,66 triliun.

Baca Juga: PGN Salurkan 815.000 Jargas Rumah Tangga, Ungkap Strategi Genjot Pemanfaatan Gas Bumi

Dari jumlah tersebut, sekitar Rp 5,8 triliun akan digunakan untuk tambahan pembangunan Jargas rumah tangga hingga 1 juta sambungan.

Pada 2025, direncanakan pembangunan 115.264 sambungan rumah (SR) dengan anggaran Rp 1 triliun, kemudian dilanjutkan pada 2026 dengan pendanaan Rp 4,8 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU

[X]
×