Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA), emiten penyedia layanan transportasi dan logistik terintegrasi, mengalokasikan belanja modal atau capex sebesar Rp1,3 triliun hingga Rp1,5 triliun untuk tahun 2025.
Adapun sebagian besar dana tersebut akan difokuskan untuk pengadaan kendaraan baru guna menopang ekspansi bisnis rental dan logistik.
Direktur Keuangan ASSA, Jerry Fandy, menjelaskan bahwa alokasi capex tersebut tetap bersifat konservatif, meskipun mencerminkan komitmen perusahaan untuk memperkuat lini usaha utama.
“Capex tahun ini kita perkirakan berada di kisaran Rp1,3 triliun sampai Rp1,5 triliun. Alokasi utamanya memang untuk pembelian mobil baru karena kebutuhan operasional masih tinggi, khususnya di bisnis rental dan logistik,” ujarnya dalam paparan publik, Senin (24/6).
Baca Juga: Adi Sarana Armada (ASSA) Targetkan Pertumbuhan Hingga 10% pada 2025, Ini Strateginya
ASSA mencatat pertumbuhan signifikan pada lini logistik dalam beberapa kuartal terakhir, terutama pada kuartal IV/2024 dan kuartal I/2025. Menurut Jerry, meskipun sempat terjadi windfall pada kuartal pertama, perusahaan memproyeksikan margin akan mengalami sedikit penyesuaian ke depan.
“Kami mencoba untuk menjaga stabilitas margin. Walaupun ada potensi penurunan, segmen logistik diperkirakan tetap solid karena kami terus mendorong efisiensi dan kolaborasi,” ujarnya.
Sebagai perusahaan mobilitas orang dan barang yang terintegrasi, ASSA mengandalkan tiga pilar bisnis utama: rental kendaraan, logistik, dan kendaraan bekas.
Di pilar pertama, yakni rental kendaraan, ASSA mengelola sekitar 30.000 unit kendaraan yang tersebar di 18 cabang di seluruh Indonesia. Bisnis ini diproyeksikan tetap stabil dan menjadi tulang punggung arus kas perusahaan.
Baca Juga: Musim Libur Sekolah Tak Berdampak Signifikan ke Bisnis Rental Kendaraan ASSA
Untuk pilar kedua, yaitu logistik, ASSA terus membangun ekosistem logistik terintegrasi yang mencakup first mile, mid mile, dan last mile. Perusahaan juga memperkuat layanan warehouse melalui solusi berbasis teknologi seperti host-based cold storage dan kendaraan listrik untuk layanan mid mile.
Sementara itu, pada pilar ketiga yakni kendaraan bekas, ASSA mengandalkan tiga unit usaha utama: JBA sebagai balai lelang, marketplace kendaraan bekas, serta layanan inspeksi dan penjaminan mutu. JBA saat ini disebut sebagai salah satu unit lelang kendaraan terbesar di Indonesia.
Di sisi lain, Jerry juga menyoroti kondisi pasar mobil bekas yang saat ini tengah mengalami stagnasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk musiman dan perubahan perilaku konsumen.
“Kami melihat adanya fenomena di mana konsumen mulai beralih ke mobil bekas karena harga mobil baru naik cukup signifikan. Namun, penjualan mobil bekas sempat stagnan di kuartal I, mungkin karena faktor musiman seperti Lebaran,” paparnya.
ASSA memperkirakan pasar mobil bekas akan tetap stabil sepanjang 2025, meskipun tidak menunjukkan pertumbuhan yang agresif. Di sisi lain, potensi penurunan daya beli konsumen tetap menjadi tantangan.
“Kami cukup optimistis bahwa pasar mobil bekas masih akan stabil. Ada net profit dari konsumen yang beralih dari mobil baru ke mobil bekas, tetapi juga ada downside dari melemahnya daya beli. Jadi kami perkirakan stabil, tapi tidak tumbuh signifikan,” tutur Jerry.
Baca Juga: Gelar RUPS, Adi Sarana Armada (ASSA) Bagi Dividen Final Rp 110,7 Miliar
Selanjutnya: Melestarikan Burung Hantu Pemangsa Alami Hama Tikus
Menarik Dibaca: BSU 2025 Sudah Cair! Ini Cara Bijak Menggunakan Dananya biar Lebih Manfaat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News