Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana PT Lintas Marga Sedaya untuk menaikkan tarif jalan tol Cikampek - Palimanan (Cipali) pekan depan dinilai terlambat oleh PT Astratel Nusantara (Astra Infra). Keterlambatan tersebut pada akhirnya membuat pencapaian Astra Infra tidak sesuai budget pada kuartal III ini.
Seperti diketahui, PT Lintas Marga Sedaya akan menaikkan tarif tol Cipali sekitar 6,4% pada pekan depan dengan pertimbangan adanya inflasi di Bandung dan Cirebon. Menanggapi hal itu, Wiwiek D Santoso, Direktur Astra Infra menilai kenaikan tarif tol tersebut sudah sangat terlambat. "Seharusnya sudah naik pada bulan Maret," ujar Wiwiek ketika dihubungi KONTAN, Jumat (27/10).
Menurut Wiwiek, keterlambatan kenaikan tarif tersebut ikut mempengaruhi pencapaian Astra Infra. Dia menjelaskan, penyesuaian tarif sesuai laju inflasi merupakan hak Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang diamanatkan oleh Undang-undang setiap 2 tahun sekali dan sesuai perhitungan rencana bisnis yang sudah disepakati antara BUJT dengan pemerintah. "Sehingga kalau ada keterlambatan akan sangat merugikan BUJT dan pemegang saham," imbuhnya.
Sekadar mengingatkan, jika mengutip catatan KONTAN, Astra Infra telah membeli saham di konsesi jalan tol PT Lintas Marga Sedaya yang juga operator Cipali dari PT surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) senilai Rp 2,56 triliun atau setara dengan saham 18%. Transaksi itu diikuti dengan pengambilalihan utang sehingga total pemilikan Astra Infra di sana menjadi 22,3%.
Akibat keterlambatan itu, pencapaian Astra Infra pada kuartal II dan III belum mencapai budget. Kendati begitu, Wiwiek enggan menjelaskan angka budget yang ditetapkan oleh perusahaan itu. Yang jelas, porsi kepemilikan Astra Infra di tol Cipali yang terbilang kecil tidak terlalu berimbas pada pendapatan Astratel.
Wiwiek menjelaskan, Astra Infra sudah melakukan perhitungan bisnis dengan menetapkan tarif Tol Cipali naik 6% pada bulan Maret. Namun, kenaikan tarif tol Cipali yang tertunda itu membuat Astratel belum bisa mencapai budget yang ditetapkan sejak Maret sampai Oktober.
"Tidak tercapainya hanya 6% atau sebesar kenaikan tarif itu saja. Dan porsi Astratel di Cipali tidak sampai 100%. Pendapatan dari tol Cipali juga belum terlalu besar," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News