Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah mencari pembeli pasti untuk gas yang diproduksi dari Blok Masela. Pasalnya, pemerintah telah mengalokasikan untuk domestik sebesar 474 mmscfd dari Blok Masela.
Jika tidak diserap industri dalam negeri, maka gas tersebut akan diekspor. Sejauh ini sudah ada empat perusahaan yang menyatakan minat membeli gas dari Masela, yaitu PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Pupuk Indonesia, Kaltim Methanol Industri/Sojitz, dan Elsoro Multi Pratama.
Pemerintah memiliki asumsi harga gas dari Blok Masela. Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, harga minimal gas Blok Masela di konsumen akhir seharga US$ 5,8 per mmbtu bagi siapapun yang ingin membeli gas dari Masela.
Pemerintah tidak menyarankan harga gas dari Blok Masela dijual di bawah US$ 5,8 per mmbtu, karena tidak akan memenuhi keekonomian proyek tersebut. "Kalau enggak mampu ambil US$ 5,86 saya tidak sarankan, ya jangan ambil, US$ 3 per mmbtu itu harga hulu gimana caranya? US$ 3,8 per mmbtu beratl ke hulunya, enggak masuk keekonomian dan kami akan buka marketnya ke siapa saja," jelasnya, Jumat (16/6).
Arcandra memang mengklaim patokan harga gas tersebut diambil dari hasil kajian awal Inpex Corporation selaku operator Blok Masela. "Itu kajian awal mereka. Harga jual kan bisa apa saja, mau tahun ini, tahun depan kan tergantung. Harga jual gas itu ditetapkan oleh Menteri, asumsi boleh, asumsinya US$ 5,8, itu asumsi keekonomian mereka disusun berdasarkan harga itu," jelas Arcandra.
Arcandra juga bilang harga gas tersebut sudah bisa memenuhi keekonomian lapangan Abadi Blok Masela bahkan jika ditetapkan secara konstan dalam sepanjang kontrak ."Konstan itu US$ 5,8 untuk keekonomian mereka yang susun," ujarnya.
Namun harga tersebut sejatinya bisa saja meningkat lantaran Inpex saat ini sedang harus menyusun ulang kembali kajian keekonomian. Pasalnya Inpex pun baru memulai studi Pre-FEED kembali. "Untuk ke depannya kan mereka mau masuk Pre-FEED lagi kan," kata Arcandra.
Biarpun begitu pemerintah tetap ingin ada kepastian harga dan pembeli gas Blok Masela dalam waktu dekat agar proyek ini bisa berjalan ke tahap selanjutnya. Salah satu langkah adalah pemerintah akan menawarkan kontrak kepada keempat pembeli gas Masela dalam pekan ini.
Kontrak tersebut akan berisi terms and condotions termasuk harga gas yang akan dibeli dari Blok Masela. Arcandra bilang, langkah ini diambil agar pembeli gas Masela benar-benar menyerap gas sesuai kontrak tersebut.
Sementara jika hanya menadatangani Head of Agreement (HOA), maka belum ada kepastian pembeli gas Masela, karena pembeli gas bisa saja membatalkan perjanjiannya jika menemukan harga gas yang lebih murah dari gas Masela.
"Kalau terms and conditions masuk mereka enggak bisa lagi, misalnya kondisinya adalah completion date harus sekitar tahun ini misalnya, kalau dia masuk dia harus beli gasnya," ujar Arcandra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News