Reporter: Kurnia Dwi Hapsari | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Kemacetan di pelabuhan Merak memang sudah teratasi. Namun, untuk menghindari terjadinya kemacetan di pelabuhan penyeberangan Merak- Bakauheni pemerintah melakukan beberapa upaya.
Dirjen Perhubungan Darat Suroyo Alimoeso menyatakan salah satu penyebab kemacetan di pelabuhan Merak-Bakauheni karena kurangnya kapal yang beroperasi.
Di Merak terdapat 33 kapal yang berasal dari ASDP dan operator swasta. Kapal tersebut terdiri dari kapal siap operasi, kapal tunda atau kapal cadangan, dan kapal yang sedang docking. Normalnya pelabuhan tersebut menyediakan 24 kapal yang beroperasi, namun pada Februari lalu, setiap harinya hanya tersedia 16 sampai 17 kapal. Karena, 7 kapal docking atau pemeliharaan kapal.
Pelabuhan Merak-Bakauheni merupakan salah satu pelabuhan penyeberangan tersibuk di dunia. Menurut Suroyo, setiap harinya 5000 kendaraan masuk ke pelabuhan itu. Kekurangan kapal tak ayal menyebabkan terhambatnya penyeberangan. Sehingga, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan penjadwalan docking kapal.
"Kapal yang akan masuk dock harus jelas jadwalnya, jangan sampai seperti kemarin, secara bersamaan 7 kapal itu docking," ujar Suroyo, saat RDP dengan komisi V.
Menurutnya, yang harus membuat jadwal docking adalah pemilik kapal. "Kemarin itu memang sudah dijadwal, tapi ada kapal yang membutuhkan waktu lama saat docking, lalu sudah masuk kapal yang lain, sehingga kapal yang tidak beroperasi banyak," terangnya.
Lebih lanjut dia menyebut, pemilik kapal harus memiliki jadwal docking, namun untuk pengelolaan dan koordinasi harus dilakukan pihak ASPDP. Selain itu, untuk memperlancar penyeberangan, saat kapal masuk dock, pemilik kapal juga harus memiliki kapal pengganti.
PLT Dirut PT ASDP Sirajuddin Saini menyatakan, saat ini ASDP selalu melaporkan kondisi kapal setiap bulannya. "Proses docking itu ada di kepala operator, kami wajib docking setiap tahun satu kali. Padahal, kami setiap harinya menyediakan 18 kapal yang siap beroperasi, "ujarnya.
Tahun ini, PT ASDP Indonesia Ferry berencana menambah 4 kapal Roro second bermuatan 4000 sampai 5000 gross ton. "Empat kapal bekas itu masih dalam kondisi baik, 80% bagus," ujar Sirajudin. Dana pembelian kapal tersebut berasal dari kas perusahaan.
Bangun dermaga 6
Selain mengatur jadwal docking, pemerintah juga melakukan beberapa upaya mengatasi kemacetan Merak - Bakauheni. Suroyo menjelaskan untuk jangka pendek yang dilakukan yaitu optimalisasi trip, percepatan docking atau pemeliharaan kapal. Mulai jam 18.00 terhadap kendaraan dari Jakarta dilakukan monitoring.
Jangka menengah dilakukan peremajaan kapal, setiap 6 bulan dilakukan penyesuaian tarif angkutan maupun barang. Sedangkan jangka panjang dilakukan pembuatan Dermaga 6 yang akan bekerjasama dengan Pemda Cilegon.
Saat ini pelabuhan Merak memiliki 5 dermaga. Dermaga 1 sampai 3 fasilitasnya sudah komplet, dermaga 4 kerja sama dengan pihak ASDP dan dermaga 5 ditargetkan selesai tahun ini. Menurutnya, jika 5 dermaga bisa beroperasi, maka kemacetan bisa terurai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News