Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto
Oleh karena itu, ATI meminta pemerintah mendiskusikan hal ini dengan para BUJT. Termasuk detail arrangement bisnis antara siapa pun penyedia teknologi nir-sentuh yang akan digunakan untuk memodernisasi layanan transaksi tol. "Karena BUJT merupakan pemegang konsesi jalan tol," imbuh Krist.
Sayangnya, Krist mengaku, hingga saat ini ATI maupun para BUJT belum mendapatkan perkembangan terbaru yang bersifat resmi terkait model bisnis, pricing, maupun detail rencana deployment penerapan teknologi nir-sentuh ini.
Untuk diketahui, Sistem Transaksi Tol Non-tunai Nir-sentuh berbasis MLFF ini dikerjasamakan dalam jangka waktu sepuluh tahun dengan nilai investasi yang diusulkan Roatex Ltd Zrt sebesar Rp 6.451.021.000.
Baca Juga: Hutama Karya siap menerapkan sistem transaksi tol nirsentuh berbasis MLFF
Sementara lump sum service fee tahun pertama operasi secara komersial diusulkan senilai Rp 1.217.088.174.658. Adapun service fee per tolled lane tahun pertama operasi secara komersial diusulkan senilai Rp 549.255.35.
Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan, Sistem Transaksi Tol MLFF ini merupakan upaya efisiensi di segala segmen dan bidang jalan tol.
"Dengan sistem transaksi MLFF ini diharapkan memperlancar dan mempercepat arus kendaraan karena tidak ada lagi barrier atau gerbang tol," ucap Danang. (Hilda B Alexander)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tidak Dilibatkan, ATI Minta Pemerintah Bahas Sistem Transaksi MLFF dengan BUJT"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News