kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,93   9,53   1.06%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Australia bakal investasi US$ 2,58 miliar di Indonesia lewat proyek AA PowerLink


Kamis, 23 September 2021 / 16:53 WIB
Australia bakal investasi US$ 2,58 miliar di Indonesia lewat proyek AA PowerLink
ILUSTRASI. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memaparkan perkembangan PPKM, Senin (20/9/2021).


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Australia memastikan rencana investasi di Indonesia senilai US$ 2,58 miliar untuk proyek infrastruktur energi terbarukan yakni  Australia-Asia PowerLink (AAPowerLink).

Kepastian investasi ini sendiri diumumkan dalam gelaran Australia-Asia Power Link Investment Announcement yang digelar virtual, Kamis (23/9).

Menteri Kordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengungkapkan untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang Omnibus Law yang memberikan kepastian hukum bagi masuknya investasi dari luar negeri.

“Keputusan Sun Cable untuk investasi lebih dari US$ 2 miliar di Indonesia ini membuktikan bahwa Indonesia adalah mitra yang terpercaya dan lokasi investasi yang strategis bagi komunitas internasional,” ujar Luhut dalam Konferensi Pers Virtual.

Luhut menambahkan, dengan masuknya investasi dari perusahaan energi terbarukan ini, diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Bantuan Sosial Tunai Rp 300.000 resmi dihapus terhitung September 2021

“Komitmen Sun Cable dalam transfer ilmu pengetahuan untuk mendukung pengembangan energi terbarukan dengan Institut Pertanian Bogor dan Institut Teknologi 10 November serta pemberian beasiswa akan mampu mendorong inovasi di bidang energi terbarukan di masa depan,” ungkap Luhut.

Di sisi lain, adanya investasi ini akan membantu meningkatkan kinerja Indonesia sebagai negara utama di ASEAN yang mampu meraih target penurunan emisi karbon. “ASEAN memiliki target 23% bauran energi dari sektor energi terbarukan,” sebutnya. 

Sementara itu, Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams mengapresiasi dukungan pemerintah terhadap proyek energi terbarukan milik Sun Cable dan investasi Australia secara keseluruhan di Indonesia.

“Australia percaya pada pendekatan berbasis teknologi untuk memerangi perubahan iklim dan saya senang Pemerintah Indonesia telah mendukung proyek Sun Cable untuk memanfaatkan dan berbagi kekuatan energi surya. kami menantikan Sun Cable untuk investasi, berbagi pengetahuan, menciptakan lapangan kerja, serta berkontribusi pada penguatan hubungan ekonomi Indonesia-Australia,” kata Williams.

CEO Sun Cable David Griffin pun mengucapkan terima kasih atas dukungan pemerintah serta mengharapkan kerja sama jangka panjang bisa dilakukan.

“Sun Cable berharap menjadi rekan jangka panjang di Indonesia, dan memberikan kontribusi yang besar di bidang ekonomi. Kami berterima kasih kepada Menteri Luhut, Kemenko Marves KKP, Hubla, Pushidrosal dan instansi lain di Indonesia atas dukungannya terhadap proyek AAPowerLink,” jelasnya.

Baca Juga: Hari Libur Nasional 2022 ada 16 hari, ini rincian lengkapnya

Griffin menambahkan, pihaknya mendukung komitmen Pemerintah Indonesia dalam menarik penanaman modal asing serta keinginan kuat untuk mengurangi emisi karbon di kawasan.

“Sun Cable juga berharap dapat melanjutkan keterlibatannya dalam hal yang positif dengan Pemerintah dan provinsi-provinsi setempat, sementara kami bekerjasama untuk memaksimalkan manfaat ke seluruh Indonesia,” kata Griffin.

Adapun, investasi yang mencapai US$ 2,58 miliar ini meliputi investasi langsung senilai US$ 530 juta hingga US$ 1 miliar selama instalasi proyek ditambah dengan investasi sebesar US$ 1,58 miliar untuk biaya operasional selama jangka waktu proyek.

Dengan potensi materi baterai lithium yang ada di Indonesia, menurutnya, terdapat peluang pengadaan baterai listrik bagi perusahaan manufaktur di Indonesia sebesar US$ 600 juta atau sekitar Rp 8,5 triliun.

Baca Juga: Luhut Pandjaitan laporkan aktivis Haris Azhar dan Fatia Kontras ke polisi

Selain itu, Gtiffin juga menegaskan bahwa dalam melakukan investasi kabel listrik bawah laut, Sun Cable telah mematuhi alur sebagaimana diatur dalam Kepmen KP No. 14/2021 Tentang Alur Pipa dan/atau Kabel Bawah Laut.

Chairman Fortescue Future Industries dan Investor Sun Cable Andrew Forrest mengungkapkan, dekarbonisasi merupakan tantangan yang harus dihadapi tiap negara. Untuk itu, ia mengapresiasi langkah dan komitmen pemerintah Indonesia.

Forrest pun mengapresiasi upaya pemerintah menarik investasi dan mendorong kolaborasi yang dilakukan dengan Sun Cable dan Fortescue Future Industries.

"Pengumuman ini merupakan bukti hubungan dekat kedua negara dan sebagai investor yang bangga, saya mengucapkan selamat atas pencapaian Sun Cable dalam bekerja sama dengan Indonesia untuk mengamankan tonggak sejarah ini," pungkas Forrest.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×