kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Avia Avian (AVIA) Targetkan Kinerja Stabil Hingga Tutup Tahun


Kamis, 10 November 2022 / 20:12 WIB
Avia Avian (AVIA) Targetkan Kinerja Stabil Hingga Tutup Tahun
ILUSTRASI. Fasilitas gudang?produk cat PT Avia Avian?Tbk (AVIA) yang cetak kinerja positif


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Avia Avian Tbk (AVIA) memproyeksikan kinerja stabil hingga tutup tahun ini. Head of Investor Relations AVIA Andreas Timothy Hadikrisno mengungkapkan, ada sejumlah tantangan untuk industri bahan bangunan pada tahun ini.

Andreas menjelaskan, sejumlah tantangan tersebut meliputi ancaman resesi global, pelemahan mata uang rupiah hingga inflasi.

"(Ini) memberikan tantangan buat industri yang bergerak di bahan bangunan seperti cat karena produk-produk ini bukan merupakan kebutuhan utama," kata dia kepada Kontan, Selasa (8/11).

Andreas melanjutkan, kenaikan harga bahan baku impor serta Bahan Bakar Minyak (BBM) juga menjadi tantangan lain yang harus dihadapi. Kondisi ini diakui mempengaruhi daya beli masyarakat.

Baca Juga: Avia Avian (AVIA) Luncurkan Produk Cat Eksterior dan Interior Baru Avitex Gold

"Kami perkirakan penjualan setahun penuh 2022 akan sama dengan tahun 2021," ungkap Andreas.

Kontan mencatat, pada tahun 2021 lalu AVIA membukukan laba bersih sebesar Rp 1,43 triliun. Sementara itu, pendapatan perusahaan mencapai Rp 6,77 triliun.

Meskipun tidak menargetkan pertumbuhan kinerja, Andreas memastikan sejumlah strategi tetap dilakukan oleh perusahaan.

Sejumlah upaya tersebut meliputi penambahan 21 produk baru dan mengadakan program-program promo menarik. Strategi ini diyakini dapat meningkatkan market share perusahaan.

Sementara itu, hingga kuartal III 2022, pendapatan AVIA tercatat mencapai Rp 4,95 triliun. Jumlah ini turun tipis 0,4% year on year (YoY), di mana pada periode sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 4,97 triliun.

Adapun, laba bersih AVIA di kuartal III-2022 mencapai Rp 1,08 triliun atau naik 2,07% yoy. Pada kuartal III-2021, laba bersih AVIA tercatat sebesar Rp 1,05 triliun.

 

Andreas menjelaskan, pada tahun ini AVIA bersiap menghadapi kondisi inflasi yang tinggi, pelemahan mata uang rupiah hingga kenaikan harga bahan baku dan minyak mentah.

Sejumlah kondisi di atas diakui mempengaruhi biaya bahan baku dan daya beli konsumen.

"Namun demikian, kami bekerja keras untuk mempertahankan efisiensi biaya operasional, bahan baku dan terus melanjutkan aktivasi pemasaran, penjualan dengan berbagai promosi, peluncuran produk baru serta ekspansi distribusi kami untuk menghadapi kondisi pasar yang menantang," jelas Andreas.

Tambah Gerai Baru

Menjelang tutup tahun, AVIA masih terus melakukan ekspansi. Hingga akhir kuartal III 2022 ini tercatat AVIA memiliki 140 pusat distribusi di Indonesia. Jumlah itu terdiri dari 105 pusat distribusi milik sendiri dan 35 pusat distribusi pihak ketiga.

Untuk semester II tahun ini pun manajemen menargetkan penambahan 4 pusat distribusi milik sendiri.

Andreas menjelaskan, 4 pusat distribusi baru ini akan hadir di Padangsidempuan, Cianjur, Singkawang dan Bone. "Investasi per pusat distribusi sekitar Rp 1,5 miliar untuk biaya sewa tempat, IT dan truk," ujar Andreas.

Baca Juga: Avia Avian (AVIA) Ingin Lanjutkan Ekspansi Usaha pada 2023

Andreas melanjutkan, setiap tahunnya AVIA memiliki target penambahan 8 pusat distribusi milik sendiri. Hingga 2023 mendatang diharapkan 117 pusat distribusi milik sendiri dapat beroperasi.

Sementara itu, perusahaan cukup optimistis menghadapi tahun 2023 mendatang. Meski belum mau buka-bukaan, Andreas menjelaskan perusahaan akan tetap menerapkan strategi ekspansi yang terukur sehingga ketika kondisi ekonomi membaik maka perusahaan siap mengoptimalkan peluang tersebut.

Sementara itu, alokasi belanja modal rutin untuk tahun depan diestimasikan mencapai 2% dari total penjualan perusahaan.

"Kami percaya dengan perkembangan industri bahan bangunan (yang) terus bertumbuh sejalan dengan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bertumbuh 5,5% hingga 6%," pungkas Andreas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×