kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Avnos pindahkan kantor pusat Asia Pasifik dari Singapura ke Indonesia


Kamis, 25 April 2019 / 21:56 WIB
Avnos pindahkan kantor pusat Asia Pasifik dari Singapura ke Indonesia


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Dadan M. Ramdan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Avnos menjadi startup cybersecurity global pertama yang memindahkan kantor pusatnya di Asia Pasifik dari Singapura ke Indonesia. Dengan pendanaan seri A senilai US$ 10 juta yang didapat dari berbagai investor strategis di Indonesia, salah satu fokus awal Avnos adalah meningkatkan investasi sekaligus mengembangkan pusat R&D di Jakarta.

Pengumuman ini disampaikan dalam acara peluncuran produk Avnos 2.0, yakni Avnos Decentralized Software-Defined Firewall (DSDF) di Jakarta, Kamis (25/4). Ivan Goh, CEO & Co-Founder Avnos mengatakan, Avnos sebagai startup software enterprise sangat antusias menjadi bagian dari komunitas startup Indonesia yang sedang berkembang, dan pemindahan kantor pusat Asia Pasifik ke Indonesia memiliki andil besar dalam mencapai visi besar perusahaan untuk pasar Asia Pasifik. "Tidak seperti startup cyber security global lainnya, Avnos menjadikan Indonesia sebagai pasar prioritas pertama dengan melakukan investasi besar dalam penjualan, pemasaran, dukungan teknis dan sumber daya R&D,” ujarnya.

Pemindahan kantor pusat dari Singapura ke Indonesia ini diikuti dengan penambahan jumlah SDM ahli dalam negeri dari 25 orang menjadi 70 orang hingga penghujung tahun 2020. Hal itu menjadikan Avnos sebagai perusahaan yang memiliki tenaga kerja terbanyak untuk vendor cyber security di Indonesia. “Pemindahan kantor pusat Asia Pasifik ke Indonesia menunjukkan komitmen tinggi Avnos untuk memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada pengguna dan mitra Avnos di Indonesia dalam hal penjualan, pemasaran, dan dukungan teknis,” jelas Ivan Goh.

Kehadiran Avnos disambut baik oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang juga sebagai pengguna Avnos. Semuel Abrijani Pangerapan, Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo bilang, adopsi penggunaan teknologi di Indonesia semakin tinggi seiring dengan semakin banyaknya startup yang hadir menawarkan solusi. Saat ini, banyak startup yang dikembangkan masih bergantung pada consumer tech. "Yang menerapkan deep tech, seperti cyber security, AI, blockchain, robotika, dan quantum computing masih sedikit karena memang sulit dalam pengembangannya,” ujarnya. Harapannya, kata Samuel, dengan adanya R&D Avnos di Indonesia akan membuat lebih banyak talenta engineer di Indonesia yang mampu mendalami deep tech.

Sambutan positif akan pemindahan kantor pusat Asia ke Indonesia dan peluncuran Avnos 2.0 juga disampaikan oleh Ditjen Pajak. Saat ini, perusahaan jasa keuangan menjadi korban serangan cybersecurity 300 kali lebih sering dan menimbulkan kerugian lebih besar dibanding industri bisnis lainnya yakni sekira US$ 18 juta per perusahaan, sementara kerugian pada perusahaan dari sektor industri lainnya berkisar US$ 12 juta.

Direktur Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi Direktorat Jenderal Pajak Iwan Djuniardi menganggap, peluncuran Avnos 2.0 dan keputusan untuk memindahkan kantor pusat Asia ke Indonesia ini merupakan waktu yang tepat karena cybersecurity merupakan vektor ancaman terbesar bagi perusahaan Indonesia, terutama di industri keuangan. "Kebijakan Avnos untuk membangun, merawat dan menumbuhkan talenta cyber R&D di Indonesia akan membantu menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap dunia maya, dan pada akhirnya akan meningkatkan jumlah sumber daya yang lebih berbakat untuk membantu mempertahankan kedaulatan dunia maya Indonesia,” ungkapnya.  

Avnos Decentralised Software-Defined Firewall (DSDF/Avnos 2.0) membantu perusahaan mendefinisikan kembali perimeter teknologi pertahanan mereka, dan memperluas pertahanan secara global dengan memberikan perlindungan yang selalu aktif untuk perangkat di mana pun mereka berada, baik di jaringan internal atau internet publik. Di era IoT sekarang ini dimana perimeter jaringan tradisional saat ini telah berkembang melampauo jaringan internal perusahaan hingga ke cloud publik, Avnos DSDF menjadi teknologi yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan dari semua sektor industri. mengingat perimeter jaringan tradisional saat ini Metode baru firewall dengan perlindungan berlapis-lapis pada Avnos DSDF mampu memperkecil permukaan serangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU

[X]
×