Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) mencetak kenaikan Laba Bruto sebesar 25% per 31 Oktober 2019 menjadi US$16,1 juta dari US$12,9 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Tak hanya itu, terdapat keuntungan penjualan 1 FLF di September 2018 sebesar US$7,6 juta yang berkontribusi terhadap tingginya laba bersih sebesar 19% per Oktober 2018 dibandingkan Oktober 2019. Laba Bersih per 31 Oktober 2019 sebesar US$9,2 juta.
Baca Juga: Tahun depan, Aneka Tambang (ANTM) fokus pada penyelesaian proyek hilir
Pihaknya fokus memperluas pangsa pasar, ekspansi armada di kapal kargo curah (Motor Vessel) dan Kapal Tunda dan Tongkang (TNB) juga peningkatan profitabilitas marjin.
"Kami optimistis target 2019 akan tercapai, karena pertumbuhan Pendapatan Sewa Berjangka (time charter) mengalami kenaikan signifikan sebesar 253% per 31 Oktober 2019 yang berkontribusi pada kenaikan Pendapatan Perseroan sebesar 22% menjadi US$62,7 juta dari US$51,3 juta per 31 Oktober 2018," jelas Imelda Agustina Kiagoes, Sekretaris Perusahaan PSSI, dikutip dari keterangan resmi, Kamis (28/11).
Lebih lanjut, kenaikan Pendapatan Sewa Berjangka tertinggi dari segmen MV diikuti segmen Floating Loading Facility (FLF) dan TNB.
Lini bisnis TNB menyumbang 50% dari Total EBITDA diikuti FLF sebesar 32% dan lini bisnis terbaru MV sebesar 18%. Sampai dengan Oktober 2019, komposisi kontrak jangka panjang untuk FLF sudah mencapai 90% dan 10% spot basis. Sedangkan kontrak jangka panjang untuk TNB mencapai 75% dan 25% spot basis.
Baca Juga: Astrindo Nusantara (BIPI) optimistis kinerja keuangannya tumbuh positif di 2020
Selain itu, perseroan telah membelanjakan US$45,8 juta sampai dengan Oktober 2019 dari total target anggaran belanja modal (capex) 2019 sebesar US$61,3 juta.
Realisasi capex sebesar 75% ini sebagian besar untuk pembelian 4 unit kapal MV, 1 unit tugboat dan 2 unit tongkang sebagai bagian dari program ekspansi armada.
Perseroan mencatat peningkatan Aset sebesar 28% menjadi US$140,6 juta per 31 Oktober 2019 dari US$110,1 juta per 31 Desember 2018.
"Kinerja operasional tetap solid, disamping ekspansi armada yang berkelanjutan, Perseroan terus berinisiatif dalam memonitor penghematan biaya, diantaranya perbaikan dan pemeliharaan kapal (docking) yang dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat dari yang ditargetkan. Utilisasi kapal yang tinggi di rata-rata 94% sampai akhir Oktober 2019," lanjutnya.
Struktur Permodalan juga diklaim terjaga dengan baik, Rasio Hutang terhadap Aset (Debt to Asset Ratio) dan Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio) sebesar 30% dan 50% per 31 Oktober 2019, sedikit mengalami kenaikan dari periode yang sama tahun lalu. Hal ini terjadi karena adanya pinjaman bank dari Citibank dan ICICI yang sebagian besar digunakan untuk ekspansi armada kapal.
Baca Juga: Akhir tahun 2020, kapasitas penggilingan Bogasari bertambah jadi 20.400 ton
Current Ratio mengalami penurunan menjadi 0.81 dari 2.22 dengan adanya pembayaran armada MV dan pinjaman bank jangka pendek dari Citibank.
Jumlah Ekuitas meningkat sebesar 18% per 31 Oktober 2019 menjadi US$84,6 juta dari US$71,7 juta per 31 Desember 2018 dengan kenaikan Saldo Laba (Retained Earnings) sebesar 30%, kenaikan modal saham dan tambahan modal disetor masing-masing sebesar 6% dan 144% dengan adanya penerbitan saham baru melalui Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD).
"Ekspansi armada berkelanjutan akan membantu PSS untuk mencapai target pertumbuhan organik sebesar 20% sampai 25% di tahun 2019," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News