kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45934,92   -28,81   -2.99%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Backup pasokan listrik MRT, PLN kebut pembangunan PLTD Senayan 101 MW


Kamis, 08 Agustus 2019 / 17:20 WIB
Backup pasokan listrik MRT, PLN kebut pembangunan PLTD Senayan 101 MW


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT PLN (Persero) tengah menyiapkan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berkapasitas 101 Megawatt (MW) yang berlokasi di Senayan, Jakarta. Ditargetkan proyek ini selesai pada Oktober 2019 ini.

PLTD itu dibuat sebagai back-up  untuk menyuplai pasokan listrik ke moda transportasi MRT Jakarta apabila terjadi pemadaman total (blackout) seperti yang terjadi pada Minggu (4/8) lalu. 

“PLTD Senayan ini ditingkatkan kehandalannya untuk mem-backup MRT. Tapi karena proyek ini belum siap maka kejadian black out kemarin MRT tidak punya backup,” ujar Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PLN, Haryanto WS di PLTD Senayan, Jakarta, Kamis (8/8).

Sekarang, PLTD Senayan masih dalam masa konstruksi dan sudah mencapai 94% dari target penyelesaian. Kelak, PLTD Senayan ini bakal dioperasikan pada 22 Oktober 2019 sebelum Hari Listrik Nasional (HLN) tanggal (27/10). “Ini dalam rangka memperkuat sistem Jakarta khususnya MRT,” katanya. 

Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2019—2028, PLTD Senayan merupakan pembangkit yang berada di pusat beban Jakarta. Proyek ini dinilai strategis karena selain bertujuan untuk meningkatkan keandalan pasokan sistem MRT juga untuk memenuhi kebutuhan pembangkit yang dapat beroperasi tanpa pasokan daya dari luar (blackstart).

Pembangunan PLTD tersebut terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama memiliki kapasitas 60 MW dan tahap kedua 41 MW, sehingga total seluruhnya sekitar 101 MW.

Haryanto memastikan walaupun beroperasi sebentar lagi, PLTD Senayan hanya akan digunakan apabila pengoperasian MRT membutuhkan tambahan pasokan listrik atau terjadi black out. Hal itu sebagai upaya PLN untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) pembangkit untuk menekan biaya produksi sehingga berdampak pada rendahnya tarif listrik. “Sifatnya hanya cadangan kalau terjadi keadaan darurat," ungkapnya. 

Asal tahu saja, sejauh ini PLN telah menyalurkan listrik 500 kilo Volt (kV) untuk operasional MRT Jakarta. Dari jumlah itu salah satunya termasuk gardu induk bawah tanah bertegangan 150 kV di Taman Sambas, Jakarta Selatan. PLTD Senayan juga disebut sebagai pmbangkit listrik ramah lingkungan karena telah menggunakan biodiesel 20% (B20). 

General Manager Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Ikhsan Asaad menambahkan kebutuhan listrik MRT Jakarta sekitar 50W. Namun PLN bersama MRT Jakarta menyepakati kontrak secara business to business sebesar 60 MW dari PLTD Senayan. “Kontrak kita memang 60 MW tapi tidak dipakai sepenuhnya. Kebutuhan maksimum MRT itu sebesar 50 MW,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet Using Psychology-Based Sales Tactic to Increase Omzet

[X]
×