kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bagaimana minat pemain otomotif terhadap pasar kendaraan listrik Indonesia?


Kamis, 17 Desember 2020 / 20:51 WIB
Bagaimana minat pemain otomotif terhadap pasar kendaraan listrik Indonesia?
ILUSTRASI. Karyawan melakukan pengisian daya pada mobil listrik BMW i3s di kawasan Meruya, Jakarta, Jumat (2/10/2020).


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah ingin mendorong penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Pemerintah menargetkan, akan ada 2 juta unit mobil listrik dan 14 juta unit sepeda motor listrik yang mengaspal di jalan pada tahun 2030 nanti.

Selain itu, pemerintah juga menargetkan pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di 2.400 titik dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) sebanyak 10.000 titik di tahun 2025 mendatang.

Pembangunan SPKLU dan SPBKLU diproyeksikan menyerap dana investasi sebesar Rp 4 triliun serta menyerap 3.000 tenaga kerja.

Semangat untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik di tanah air rupanya juga dijumpai pada pelaku industri.  PT Toyota Astra Motor misalnya, berencana memulai produksi mobil listrik di Indonesia mulai tahun 2022 mendatang dengan menggandeng Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).

Selama ini, kendaraan-kendaraan listrik Toyota yang dipasarkan di Indonesia memang masih dipasok melalui impor utuh atawa completely built-up (CBU).

Vice President Director Toyota-Astra Motor (TAM), Henry Tanoto menyatakan, rencana Toyota untuk memproduksi kendaraan listrik di Indonesia tidak terlepas dari respon pasar atas kendaraan-kendaraan listrik yang dipasarkan oleh TAM.

Baca Juga: Grab Indonesia berambisi mengoperasikan 26.000 kendaraan listrik di tahun 2025

Asal tahu, TAM sudah memasarkan kendaraan listrik di Indonesia sejak tahun 2009 lalu. Saat ini, TAM secara total menawarkan 10 kendaraan listrik dengan brand Toyota dan Lexus yang terdiri atas 8 kendaraan hibrida atawa hybrid electric vehicle (HEV), 1 plug-in hybrid vehicle (PHEV) yang saat ini dijual untuk customer fleet, dan 1 battery electric vehicle (BEV).

Henry menuturkan, TAM mulanya hanya mampu menjual rata-rata 2 unit kendaraan listrik per bulan di tahun 2009. Angka tersebut selanjutnya meningkat menjadi rata-rata 12 unit per bulan di tahun 2015 lalu kembali naik menjadi 81 unit per bulan di tahun 2020.

“Pasar sudah cukup menerima bahkan berkembang dengan baik. Dan ini yang menjadi alasan kami untuk tidak hanya terus menambah pilihan (kendaraan listrik) bagi pelanggan, tapi juga memulai produksi hybrid secara lokal di 2022,” kata Henry kepada Kontan.co.id, Kamis (17/12).

Tidak mau ketinggalan, PT Bakrie & Brothers Tbk juga turut meramaikan pasar otomotif Indonesia. Melalui anak usahanya, PT Bakrie Autoparts (BA), BNBR bekerja sama dengan produsen bus asal China, BYD  Auto  Co.Ltd untuk mengembangkan bus listrik.

Direktur Utama  PT Bakrie & Brothers Tbk, Anindya Novyan Bakrie mengatakan, saat in bus listrik hasil pengembangan perusahaan dan BYD Auto telah lulus seluruh ketentuan proses homologasi dan pemenuhan seluruh ketentuan legalitas, serta lulus teknis uji coba secara komersial oleh Trans Jakarta.

Saat ini, BNBR tengah melalui BA tengah membangun unit ketiga bus listrik di sebuah perusahaan karoseri lokal. Unit bus listrik yang dibangundiperuntukkan untuk digunakan di jalur BRT Trans Jakarta.

Selain itu, berkomunikasi dengan pemerintah-pemerintah daerah berbagai provinsi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali untuk menjajaki kemungkinan penggunaan bus listrik perusahaan di provinsi-provinsi tersebut.

“Kami berharap setelah uji coba selesai di semester 2 2020 ini tidak lama lagi purchase order massal bisa datang,” kata Anindya dalam acara paparan publik yang disiarkan secara virtual, Kamis (17/12).

Lebih lanjut, Anindya mengatakan bahwa Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bus listrik yang dikembangkan oleh perusahaan telah mencapai 35%. Perusahaan berharap, angka tersebut bisa terus ditingkatkan.

Baca Juga: Blue Bird (BIRD) siapkan armada 10.000 taksi listrik di tahun 2025

Meski begitu, pemain otomotif lainnya masih tampak hati-hati dalam menjajal pasar otomotif kendaraan listrik di Indonesia. Direktur Sales & Marketing PT Nissan Distributor Indonesia, Tan Kim Piauw mengaku belum bisa mengonfirmasi ada tidaknya rencana Nissan untuk melakukan produksi kendaraan listrik di Indonesia.

“Investasi kendaraan listrik di Indonesia membutuhkan kesiapan dari berbagai pihak, tidak hanya Nissan sebagai pabrikan tapi juga supplier dan pemerintah,” kata Tan kepada Kontan.co.id, Kamis (17/12).

Meski belum buka-bukaan soal rencana produksi, Nissan melihat bahwa prospek pasar kendaraan listrik di Indonesia cukup cerah. Hal ini salah satunya didorong oleh kesadaran masyarakat untuk menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan.

Saat ini, Nissan sendiri telah memasarkan Nissan Kicks e-POWER di Indonesia. Kendaraan sport utility vehicle (SUV) yang pasokannya saat ini didatangkan dari Thailand. Ke depan, Nissan masih berencana memboyong kendaraan-kendaraan listrik unggulannya ke Indonesia.

“Kami sedang melakukan studi terkait kendaraan listrik setelah Nissan Kicks e-POWER, akan diinformasikan ketika waktu peluncur akan tiba,” ujar Tan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×