Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) terus melakukan diversifikasi usaha dengan mengembangkan bisnis dari non-batubara. Hal ini dilakukan perusahaan guna menjadi kelangsungan bisnis dalam jangka panjang.
Sekretaris Perusahaan ADRO Mahardika Putranto mengharapkan bisnis dari non-batubara akan memberikan kontribusi yang positif terhadap total pendapatan ADRO.
“Untuk mencapai kinerja yang stabil dan konsisten, kami akan terus mengembangkan pilar non-batubara. Sehingga akan memberikan return yang stabil dan juga melindungi kinerja perusahaan,” katanya, Senin (6/9).
Ia melanjutkan, pilar Adaro Power memiliki potensi untuk berkontribusi terhadap peningkatan pengembangan listrik di Indonesia. Selain itu, menurutnya bisnis pembangkit listrik dapat meminimalkan dampak dari fluktuasi harga batubara.
Sekarang ini, ADRO menggarap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Batang Jawa Tengah dengan kapasitas 2x1.000 megawatt (MW). Pembangkit listrik yang dikelola PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) ini telah mencapai kemajuan 95,6%. BPI adalah perusahaan patungan milik konsorsium Adaro Power, Electric Power Development Co Ltd (J-Power) dan Itochu Corporation.
Baca Juga: Produksi turun 3%, pendapatan Adaro Energy (ADRO) tumbuh 15% pada semester I-2021