kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bangun empat terminal LPG, Pertamina gelontorkan investasi Rp 1,2 triliun


Senin, 01 April 2019 / 09:32 WIB
Bangun empat terminal LPG, Pertamina gelontorkan investasi Rp 1,2 triliun


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - KUPANG. PT Pertamina (Persero) memulai proses pembangunan empat terminal Liquefied Petroleum Gas (LPG) untuk wilayah timur Indonesia yakni Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Ambon, Maluku, dan Jayapura, Papua.

Untuk membangun keempat Terminal LPG tersebut Pertamina mengalokasikan anggaran lebih dari Rp 1,2 triliun.

Direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur Pertamina Gandhi Sriwidodo menyampaikan pembangunan terminal LPG ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan energi nasional.

Selain itu, pembangunan terminal LPG ini juga untuk mendukung program konversi BBM ke LPG yang dicanangkan pemerintah, dimana Pertamina terus membangun infrastruktur energi khususnya di wilayah timur Indonesia.

“Infrastruktur hilir tersebut, nantinya akan memperkuat distribusi LPG di wilayah Timur Indonesia, sekaligus mendukung program pemerintah, agar masyarakat mulai beralih dari Minyak Tanah ke LPG,” ujar Gandhi saat acara groundbreaking pembangunan terminal LPG Tenau Kupang dan ekspos proyek infrastruktur Pertamina di Kupang, Senin (1/4).

Gandhi menilai fasilitas utama yang akan dibangun di masing-masing lokasi terminal LPG baru ini antara lain tangki spherical sebagai fasilitas penyimpanan utama, fasilitas pengisian LPG ke mobil tangki, dan dermaga untuk penerimaan LPG dari kapal tanker. Nantinya jalur distribusi LPG akan mengandalkan aspek laut sehingga lebih efisien dalam pengangkutannya.

Pembangunan terminal LPG ini merupakan tindak lanjut dari penugasan pemerintah melalui Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor: 2157 K/10/MEM/2017 tentang Penugasan Kepada PT Pertamina dalam Pembangunan Dan Pengoperasian Tangki Penyimpanan Bahan Bakar Minyak Dan Liquefied Petroleum Gas. 

“Proyek pembangunan terminal LPG ini sepenuhnya menggunakan anggaran biaya investasi dari internal Pertamina yang telah dianggarkan sebelumnya,” ungkap Gandhi.

Sementara untuk lokasi TLPG nantinya akan dibangun dengan jumlah kapasitas tangki LPG yang berbeda-beda. Terminal LPG Kupang, akan dibangun dengan kapasitas 2 x 500 MT, Terminal LPG Bima, Nusa Tenggara Barat akan dibangun dengan kapasitas 1 x 1.000 MT sedangkan untuk Terminal LPG Ambon, Maluku akan dibangun dengan kapasitas 2 x 1.000 MT dan Terminal LPG Jayapura, Papua akan dibangun dengan kapasitas 2 X 1.000 MT.

“Terminal LPG ini akan dibangun dalam area terminal BBM existing. Kita juga akan mengevaluasi kebutuhan di masa yang akan datang, jika memang dirasa perlu untuk melakukan penambahan, kita akan lakukan sesuai dengan laju konsumsi LPG masyarakat dan pertumbuhan penduduk di sana,” papar Gandhi.

Ia mengharapkan pembangunan terminal LPG ini juga akan memberikan dampak positif, antara lain penyediaan lapangan kerja baru, baik pada saat tahap konstruksi yang dijadwalkan selama 18 bulan dan setelah beroperasi. 

Tak hanya itu, ia juga mengharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk pembangunan, serta memunculkan dampak turunan berupa usaha-usaha jasa penunjang seperti katering atau kuliner, laundry, dan lain-lain.

Dengan beroperasinya terminal LPG diharapkan juga memberikan dampak pada penurunan harga jual LPG khususnya non PSO untuk masyarakat.

Sebagai informasi, harga jual LPG di wilayah Nusa Tenggara Timur yaitu Timor, Flores dan Sumba untuk Elpiji 12 kg dan Bright Gas 12 kg berada di kisaran Rp 195.000-Rp 225.000 per tabung sementara Bright Gas 5,5 kg sekitar Rp 110.000-135.000 per tabung.

Ia menambahkan dengan beroperasinya Terminal LPG Kupang dan dengan pembangunan SPPBE ke depannya, maka harga akan turun menjadi sekitar Rp 155.000-Rp 170.000 per tabung untuk Elpiji 12 kg dan Bright Gas 12 kg, serta Rp 72.000-Rp 85.000 per tabung untuk Bright Gas 5,5 kg.

“Penurunan terjadi karena sebelumnya para agen LPG non PSO di wilayah NTT melakukan pengisian di Surabaya. Namun setelah Terminal LPG Kupang beroperasi dan adanya rencana pembangunan SPPBE maka rantai supply menjadi lebih pendek, dan harga menjadi lebih kompetitif. Harga jual diperkirakan akan sama dengan wilayah NTB,” terang Gandhi.

Pembangunan Terminal LPG khususnya di Kupang (NTT), dilakukan oleh BUMN konstruksi yaitu PT Barata yang terbukti kompetitif setelah melalui proses seleksi sebelumnya.

Sementara itu, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menyampaikan dibangunnya terminal LPG mampu mendorong pembangunan di wilayah Indonesia timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×