kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bahlil: Larangan Ekspor Timah Bakal Jadi Nilai Tambah Bagi Penerimaan Negara


Senin, 24 Oktober 2022 / 17:36 WIB
Bahlil: Larangan Ekspor Timah Bakal Jadi Nilai Tambah Bagi Penerimaan Negara
ILUSTRASI. Pemerintah berencana akan menyetop ekspor timah yang kemungkinan akan diberlakukan pada tahun depan. KONTAN/Muradi/19/12/2011


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana menyetop ekspor timah yang kemungkinan akan diberlakukan pada tahun depan. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah yang akan melakukan hilirisasi pada sektor tersebut.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, hilirisasi timah akan memberikan dampak positif bagi pembangunan nasional. Ia mencatat, Indonesia merupakan penghasil timah nomor dua di dunia.

Sayangnya hilirisasi timah di Indonesia masih terbilang minim hanya 5% saja, sedangkan China sudah melakukan hilirisasi timah sebanyak 70%. Bahlil menambahkan, adanya hilirisasi timah juga akan menghasilkan nilai tambah bagi penerimaan negara.

Baca Juga: Cegah Penambangan Ilegal, Pemerintah Wajibkan Smelter Melaporkan Sumber Timah

“Kita penghasil timah nomor dua di dunia, nomor satu China yang 70% melakukan hilirisasi , sedangkan Indonesia cuma 5%,” tutur Bahlil kepada awak media, Senin (24/10).

Meski begitu, hingga saat ini pemerintah belum membeberkan kapan rencana penyetopan ekspor timah tersebut bakal berlaku. Yang pasti, Bahlil menjawab, semakin cepat di setop maka jadi lebih baik. Bahlil juga enggan produksi timah nantinya malah lebih dikuasai oleh negara lain.

Adapun dalam prosesnya Bahlil tak menampik bahwa akan ada banyak pihak yang tidak setuju terkait pelarangan ekspor tersebut. Meski begitu, secara tegas, pihaknya tak akan gentar jika ada pihak yang menghalangi rencana tersebut.

Baca Juga: Indonesia Jadi Negara Pengekspor Timah Terbesar Dunia

“Ini contohnya sudah ada nikel. Aku tahu banyak yang nggak setuju itu, aku tahu siapa pemainnya, tapi negara nggak akan mungkin gemetar sedikit pun. Sampai kapan negara kita mau dimainin seperti itu, jangan lah. Lebih cepat lebih baik,” tegas Bahlil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×