kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Baja China Banjir, Gunung Garuda Pangkas Produksi


Kamis, 16 Oktober 2008 / 15:54 WIB
ILUSTRASI. Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Sub Divre VI Pekalongan, Munjungagung, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (12/3/2021). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/foc.


Reporter: Abdul Wahid Fauzie |

JAKARTA. Banyaknya baja asal China ilegal yang membanjiri Indonesia rupanya telah mengancam produsen baja tanah air. Sebabnya, harga baja asal China lebih rendah dibandingkan dengan harga baja lokal.

 
Direktur Pemasaran PT Gunung Garuda Sujono menjelaskan sejak awal tahun 2008 hingga September baja ilegal asal China jenis IWF dan H-Beam alias baja siku telah sebanyak 30.000 hingga 40.000 ton. "Kita sudah memangkas produksi antara 60% hingga 70% hingga tinggal 10.000-15.000 ton perbulan," katanya, saat tinjauan baja ilegal di kantor kepabeanan bea dan cukai, Tanjung Priok.
 
Pemangkasan produksi ini terjadi akibat barang produksinya kalah bersaing dengan baja ilegal asal China. Sebabnya, baja jenis itu dijual olehnya dengan harga US$ 1.200 per ton, sementara harga baja asal China hanya sebesar US$ 1.050 per ton. "Murahnya baja China karena kualitasnya sangat buruk," paparnya.
 
Akibat pemangkasan produksi, tentunya penjualan perusahaan pada tahun ini akan terpangkas. Sayang, Sujono enggan mengatakan berapa banyak penjualannya. "Ini rahasia perusahaan," tegasnya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×