kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Baja impor dengan SNI palsu dinilai bisa ganggu proyek infrastruktur nasional


Kamis, 20 Agustus 2020 / 16:55 WIB
Baja impor dengan SNI palsu dinilai bisa ganggu proyek infrastruktur nasional
ILUSTRASI. Pekerja sedang mengelas besi di pembangunan jalan di Jakarta (16/1). Menteri Perindustrian MS Hi?dayat mengatakan, 2014 akan menjadi tahun penghentian impor baja. Pasca produsen baja PT Kra?katau Steel menggan?deng perusahaan Korea Selatan, Pos?co, maka p


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyitaan 4.600 ton besi baja siku impor oleh kepolisian terkait pemberian label SNI palsu diharapkan bisa membuka mata pemerintah dan pelaku industri.

Pasalnya, penggunaan produk besi baja ini dinilai berpotensi membahayakan proyek pembangunan yang tengah digenjot pemerintah, khususnya proyek strategis nasional.

Baca Juga: Memasuki masa adaptasi kebiasaan baru, Trakindo kenalkan jajaran produk forklift

Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad mengatakan, adanya besi baja siku ber-SNI palsu ini memang cukup mengkhawatirkan bagi proyek infrastruktur.  “Kalau memang produk tersebut memang ditujukan untuk proyek tertentu jelas sangat mengganggu," ungkap Tauhid dalam keterangannya.

Terlebih, jika besi baja tersebut ternyata memiliki kualitas yang rendah. Hal ini tentu saja berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja saat proses konstruksi bahkan saat proyek tersebut telah resmi beroperasi.

“Kami khawatir yang masuk ke Indonesia barang berkualitas rendah. Akhirnya memang punya umur yang lebih pendek. Apalagi kalau berisiko ada yang kecelakaan dan sebagainya, inikan yang kita hindari,” kata dia.

Sebagai informasi, proyek pembangunan tower kelistrikan saat ini menjadi pengguna terbesar dari besi baja siku. Oleh sebab itu, operator dan kontraktor harus kembali memeriksa proyeknya agar jangan sampai menggunakan besi baja impor yang ber-SNI palsu.

Baca Juga: Ini empat sektor usaha yang paling banyak menyedot belanja perpajakan 2019

Selain itu, Tauhid juga meminta agar pihak terkait dan pemerintah menelusuri lebih dalam adanya impor besi baja siku berkualitas rendah. Hal ini agar proyek infrastruktur bisa berjalan lancar tanpa adanya potensi kecelakaan kerja.

"Yang saya khawatir juga dilempar ke pasar dalam negeri yang luas. Saya kira perlu penelusuran yang lebih jauh,” tutup Tauhid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×