Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. PT Bakrieland Development Tbk melanjutkan pengembangan superblok Sentra Timur Residence tahap II. Proyek yang berlokasi di Pulogebang, Jakarta Timur, ini digarap oleh cucu usaha Bakrieland, PT Bakrie Pangripta Loka. Bersamaan dengan pembangunan, Bakrie Pangripta akan menggeber penjualan proyek yang menyasar kelas menengah ke atas ini.
Proyek II Sentra Timur Residence nanti akan terdiri dari lima menara apartemen. Bakrie Pangripta berencana mengisi kelima menara apartemen tersebut dengan 2.020 unit kamar.
Selain itu, perusahaan ini juga bakal membangun 147 unit kios sebagai fasilitas pelengkap. "Kami belum bisa mengumumkan harga jualnya," elak Promotion & Business Development Manager Sentra Timur Residence Hermon Simanjuntak kepada KONTAN, Jumat (18/7).
Sebagai gambaran, harga jual terakhir apartemen Sentra Timur Residence tahap I tembus Rp 400 juta per unit. Harga tersebut melonjak 300% jika dibandingkan dengan harga perdananya, enam tahun silam.
Meski merilis proyek properti di tengah tren perlambatan industri ini, Bakrie Pangripta tak kurang percaya diri. "Alasannya, mayoritas konsumen Sentra Timur Residence adalah end user. Porsinya 80%. Sedangkan investor hanya sebagian kecil sisanya," terang Hermon.
Asal tahu saja, Sentra Timur Residence merupakan proyek kerjasama Bakrieland dengan Perum Perumnas. Proyek ini berdiri di atas lahan Perumnas seluas 8 hektare (ha).
Saat ini Bakrie Pangripta sebenarnya belum benar-benar merampungkan pembangunan tahap I Sentra Timur Residence. Perusahaan ini mengklaim telah melakoni proses pembangunan hingga 90%. Proyek ini terdiri dari enam menara apartemen yang berisi 2.357 unit kamar.
Sayangnya, Hermon bungkam soal pendapatan penjualan alias markting sales dari proyek tahap I. Dia memilih menjelaskan, jika ke depan Bakrie Pangripta berniat menambah luas lahan Sentra Timur Residence. Pasalnya perusahaan ini berencana menambah empat menara apartemen lagi.
Tak tertutup kemungkinan perusahaan ini menjadikan salah satu menaranya menjadi hotel atau kondominium hotel (kondotel). "Kami melihat Jakarta Timur masih kekurangan hotel," terang Hermon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News