Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) telah menyiapkan sejumlah jurus jitu untuk menghadapi bisnis sawit di 2020. Emiten produsen CPO dan turunannya ini akan meningkatkan bisnisnya di upstream maupun downstream.
Investor Relation and Director UNSP Andi W Setianto menyatakan fokus bisnis di sisi upstream adalah mengembangkan produksi benih unggul kelapa sawit untuk membantu pemerintah mempercepat program revitalisasi kebun sawit dalam negeri.
Baca Juga: Pendapatan Bakrie Sumatera (UNSP) naik signifikan, tapi masih catatkan rugi bersih
"Perusahaan sudah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) di 2020 sebesar Rp 100 miliar hingga Rp 150 miliar untuk keperluan upstream," jelasnya saat ditemui Kontan.co.id di Bakrie Tower, Jumat (6/12).
Belanja modal tersebut akan digunakan untuk meningkatkan dan mengoptimalkan sistem. Seperti manajemen air, usia tanaman, hama, dan lainnya. Selain itu, capex juga digunakan untuk meningkatkan kualitas infrastruktur baik itu produksi maupun fasilitas pendukung.
Selain itu, UNSP juga berencana mengkonversi tanaman karet yang usianya sudah di atas 25 tahun atau masuk kategori tua untuk diganti dengan sawit, tebu, atau tanaman lainnya.
Baca Juga: Perhatikan notasi khusus dari BEI untuk menghindari saham yang berpotensi delisting
Sedangkan di sisi downstream, Andi menyatakan perusahaan akan meningkatkan utilisasi plant oleokimia yang ada. "Rencananya bakal dimaksimalkan dari sebelumnya utilisasi produksi acid baru 75% dan alkohol baru 65% akan menjadi 100% di akhir 2020," jelasnya.
Andi mengungkapkan masih rendahnya utilisasi di tahun ini karena pabrik baru saja aktif beroperasi di Desember 2018 dan masih memerlukan maintanance di beberapa mesin.
Oleh karenanya waktu operasional jadi terbatas. Nantinya di sepanjang 2020, perusahaan akan memaksimalkan waktu operasional sehingga bisa memproduksi 9.000 ton acid per bulan.
Baca Juga: Sebanyak 50 emiten masuk notasi saham khusus BEI, salah satunya Tiga Pilar (AISA)
Setelah utilisasi mampu 100%, Andi berani memproyeksikan kontribusi oleokimia bisa lebih besar lagi di tahun depan yakni 50% secara konsolidasi dari sebelumnya 32%. Adapun sisa 50% nya lagi akan diisi oleh sawit dan produk turunannya.
Andi berharap dengan adanya kontribusi penjualan yang besar dari product mix ini, Bakrie Sumatera tidak perlu lagi tergantung pada fluktuasi harga CPO. "Ke depan perusahaan akan mencari product mix lain dengan margin lebih besar sehingga UNSP ga tergantung lagi sama harga CPO," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News