Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
Pada 2010, Nadiem mendirikan Gojek bersama Kevin Aluwi dan Michaelangelo Moran. Berdasarkan catatan AHU Kemenkum dan HAM, Moran sudah tak tercatat lagi sebagai pemegang saham Gojek per 21 Juni 2017.
Kendati memiliki saham Gojek, Nadiem Makarim tidak lagi terlibat dalam kepengurusan perusahaan ride hailing tersebut, termasuk melepas jabatan Direktur Utama Gojek, terhitung sejak ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, per Oktober 2019.
Baca Juga: Gojek PHK ratusan karyawan, empat layanan ini dihentikan
Dengan mengempit 0,01% saham Gojek, tidak diketahui berapa nilai kepemilikan saham Nadiem jika dikonversi ke dalam rupiah.
Namun yang pasti, total harta kekayaan anak praktisi hukum Nono Anwar Makarim ini cukup besar. Berdasarkan informasi Pengumuman Harta Kekayaan Penyelenggara Negara yang tercantum dalam elhkpn.kpk.go.id, nilai total harta kekayaan Nadiem Makarim mencapai Rp 1,23 triliun.
Harta tadi sudah dikurangi utang senilai Rp 185,36 miliar. Harta pria kelahiran Singapura 4 Juli 1984 ini didominasi oleh kepemilikan surat berharga yang mencapai Rp 1,25 triliun. Sisanya berupa tanah dan bangunan di beberapa lokasi di Jakarta dan luar Jakarta, kepemilikan mobil seperti Toyota Vellfire tahun 2018 senilai Rp 1,03 miliar dan Toyota Harrier tahun 2015 senilai 887,49 juta. Nadiem juga memiliki Honda Brio tahun 2017 senilai Rp 162 juta.
Satu dekade berlalu, Gojek telah menjelma menjadi decacorn super app dengan valuasi menembus US$ 10 miliar setara Rp 151,57 triliun (kurs Rp 15.157 per dollar AS).
Gojek terus menggelar ekspansi bisnis. Mereka baru saja mengakuisisi Moka, perusahaan teknologi penyedia layanan aplikasi sistem kasir digital di Indonesia.
Baca Juga: Kala Boy Thohir sebut bisnis Gojek sedang berat, kini 430 karyawan Gojek di PHK
Aksi korporasi ini membuat Gojek dan Moka menggabungkan layanan untuk memberikan solusi komplit bagi mitra usaha (merchant), yang terdiri dari pembayaran, pengantaran makanan, dan sistem point of sale (POS).
Gojek berharap dapat mendukung pertumbuhan dan digitalisasi UMKM di Indonesia, baik usaha online maupun offline.
Keputusan pahit Gojek, baca di halaman berikutnya >>