Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Perusahaan rokok PT Wismilak Inti Makmur Tbk menaikkan harga jual rokok sebesar 5%-10% sepanjang tahun ini. Kenaikan harga dilakukan untuk mengimbangi kenaikan beban produksi akibat naiknya tarif cukai 2014 sebesar 5% sampai 10%.
Surjanto Yasaputera, Sekretaris Perusahaan Wismilak bilang, kenaikan harga rokok tahun ini murni untuk menutup kenaikan biaya produksi dari kenaikan tarif cukai. Walaupun harga naik, namun nilainya lebih kecil jika dibandingkan dengan kenaikan harga Wismilak tahun lalu.
"Kalau tahun lalu, kenaikan harga produk Wismilak mencapai 25%," jelas Surjanto kepada KONTAN, Rabu (12/11). Ia menjelaskan, kenaikan harga rokok sebesar 25% di tahun 2013 lalu bertujuan untuk meredam produksi rokok agar perusahaan tidak terbebani oleh biaya cukai.
Keputusan untuk menaikkan harga jual itu sukses mengontrol produksi rokok Wismilak menjadi 1,9 miliar batang di tahun 2013. "Untuk tahun ini, kami menargetkan produksi rokok turun menjadi 1,6 miliar batang," jelas Surjanto.
Sepanjang Januari-September 2014, realisasi produksi rokok sigaret kretek mesin (SKM) Wismilak sudah mencapai 1,2 miliar batang. Adapun volume produksi rokok sigaret kretek tangan (SKT) tahun ini tercatat sekitar 460 juta batang.
Tak hanya volume produksi yang turun, penjualan perseroan juga ikut turun. Selama sembilan bulan pertama tahun ini, penjualan perseroan juga turun 0,6% menjadi Rp 1,18 triliun. Adapun periode yang sama tahun lalu, penjualan Wismilak tercatat Rp 1,19 triliun. Surjanto memproyeksikan, penjualan sampai akhir tahun ini tak akan jauh berbeda daripada tahun lalu.
Selain melaporkan penurunan pendapatan, Wismilak juga melaporkan penurunan laba. Sepanjang Januari–September 2014, perseroan mencatat laba Rp 80,55 miliar, turun 27% ketimbang laba periode yang sama 2013 senilai Rp 110,91 miliar.
Meski kinerja Wismilak turun daripada tahun lalu, namun Wismilak merekam adanya tren kenaikan penjualan dari awal tahun sampai akhir September 2014. Pada kuartal I, pendapatan Wismilak tercatat Rp 354,59 miliar, di kuartal II pendapatan naik menjadi Rp 379,4 miliar.
Nah, di kuartal III, pendapatan Wismilak naik lagi menjadi Rp 446, 01 miliar. Kenaikan pendapatan ini menyusul adanya kenaikan harga jual yang dilakukan perseroan sepanjang tahun ini. "Pada kuartal IV akan naik lagi,” jelas Surjanto.
Tak hanya tahun ini, kenaikan harga rokok diproyeksikan terjadi lagi tahun 2015. Sebab, pemerintah telah menetapkan kenaikan tarif cukai tahun depan sebesar 10,2%. Kenaikan cukai ini bikin khawatir pelaku industri, sebab bertepatan dengan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News