Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Banjir melanda sejumlah daerah belakangan ini. Hal itu, secara tidak langsung turut berdampak pada arus pengiriman barang logistik.
Kyatmaja Lookman, Chief Executive Officer PT Lookman Djaja menyatakan banjir menghambat pekerjaan pengantaran barang logistik. Truk yang mengantar pun harus menunggu air surut. Bukan hanya kerugian waktu, barang yang diantar pun ada kemungkinan rusak karena tingginya air banjir.
"Selain itu mesin truk juga bisa rusak, terlebih kalau sopir asal saja menerobos banjir," ujar Kyatmaja Lookman, kepada KONTAN, Rabu (15/2).
Untungnya, sejauh ini ia belum mendapat laporan anggota adanya banjir yang berhari-hari. "Biasanya di bawah satu hari," terang Kyatmaja.
Dia pun menyatakan tidak banyak rute alternatif di Indonesia. Sekalinya ada, harus memutar dengan jarak tempuh yang jauh. Misalnya saja rute alternatif Jakarta-Surabaya selain lewat Pantura (pantai utara), bisa melalui jalur selatan. Namun, ongkos yang diperlukan bisa meningkat.
"Sebenarnya kami berharap banyak pemda-pemda khususnya, membuat jalur-jalur logistik tidak rawan bencana," ujarnya.
Selama banjir periode ini, sekitar 5% barang kiriman akhirnya tertunda. Namun, belum ketahuan, berapa jumlah total barang kiriman Lookman Djaja. Bila ada banjir, armadanya akan menunggu sampai banjir reda. Meski dari segi bahan bakar tidak berpengaruh besar, pihaknya tetap harus membiayai akomodasi sopir dan kebutuhan selama dalam perjalanan.
Untuk rute Jakarta - Surabaya, setidaknya dia mengeluarkan biaya operasional Rp 2 juta - Rp 3 juta. "Bensin perut yang akan jalan terus. Banyak yang rugi dari sisi kami, uang operasional pasti naik," ujarnya tanpa menyebut angka pastinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News