Reporter: Agung Hidayat | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) tetap menyegerakan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2x1.000 megawatt (MW). Hal ini menyusul rampungnya pendanaan untuk proyek yang berlokasi di Suralaya, Banten tersebut.
Pandemi Covid-19 tak menjadi halangan bagi perusahaan untuk melaksanakan kegiatan pembangunan pembangkit listrik itu.
"Kami saat ini sedang masuk tahapan konstruksi. Proyek tetap berjalan," ujat Agus Salim Pangestu, Direktur Utama BRPT kepada Kontan.co.id, Kamis (24/9).
Adapun proyek PLTU tersebut berada dibawah naungan PT Indo Raya Tenaga yang tengah memegang langsung proyek PLTU Suralaya Unit 9 dan 10 itu.
Baca Juga: Ini strategi Barito Pacific (BRPT) dorong kinerja tahun ini
BRPT sendiri diketahui memegang 49% saham Indo Raya sedangkan Perusahaan Listrik Negara (PLN) menguasai 51% sisanya.
Asal tahu saja awal Agustus kemarin, BRPT menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman senilai US$ 252,7 juta dari Bangkok Bank Public Company. Seluruh dana tersebut akan digunakan sebagai bagian dari porsi perusahaan dalam struktur pembiayaan untuk PT Indo Raya Tenaga.
Mengenai target bisnis dari proyek pembangkit tersebut, Agus belum ingin berkomentar lebih jauh, manajemen baru bisa bilang jika pembangkit tersebut telah rampung.
Kapan rampungnya, perusahaan juga belum dapat membeberkannta lebih lanjut, namun berdasarkan catatan Kontan.co.id, PLTU Suralaya Unit 9 dan 10 ditargetkan bisa beroperasi pada 2023. Proyek ini diperkirakan menelan investasi Rp 30 triliun hingga Rp 40 triliun.
Selanjutnya: Barito Pacific (BRPT) akan memulai konstruksi PLTU Suralaya 9 dan 10
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News