kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

BBM subsidi dipangkas, SPBU asing siap rebut pangsa pasar


Senin, 07 Februari 2011 / 17:19 WIB
BBM subsidi dipangkas, SPBU asing siap rebut pangsa pasar
ILUSTRASI.


Reporter: Yudo Widiyanto |

JAKARTA. Perusahaan asing mulai gencar tambah jumlah SPBU di Tanah Air. Pembatasan BBM subsidi membuat pemodal asing kian bertaring merebut pangsa pasar.

Salah satunya adalah PT Total Oil Indonesia. Distributor asal Prancis ini, baru saja membuka tiga SPBU di Jabodetabek yaitu Bintaro, Bekasi dan Jakarta Selatan.

"Kami mengincar target pasar ritel yang lebih besar," kata Chirstian Cabrol, Vice President Operation Total Oil Asia Pasific, Senin (7/2).

Tahun ini, Total berhasrat menambah 7 SPBU lagi. Saat ini SPBU Total, terdapat di 8 SPBU di seputar Jabodetabek. Targetnya 7 SPBU pada 2011 akan dibangun di luar Jakarta seperti, Bogor, Bandung, Surabaya dan kota lainnya.

"Kami siap bersaing dengan kompetitor lain, SPBU Total punya kelebihan pada kenyamanan layanan," ungkap Piotr Janiw, Managing Director PT Total Oil Indonesia.

SPBU Total pertama kali ada pada 2009 dan saat ini masih terbatas di wilayah Jabodetabek. SPBU Total menjual Bahan Bakar dengan merek Performance yang merupakan BBM non subsidi setingkat dengan BBM beroktan 92 dan 95.

Rinciannya, Performance 92 dengan oktan 93, dan Performance 95 dengan oktan 95. "Soal harga, kami mengimbangi kompetisi bahan bakar non subsidi, dengan memperhitungkan nilai kompetisi satu daerah dengan daerah lain," kata Bayu Wicaksono, Regional Sales Manajer Total.

Bayu bilang, Total saat ini baru menguasai 1% dari market share penjualan BBM di Indonesia. Kapasitas rata-rata satu SPBU adalah 120.000 liter. Menurut Bayu, penjualan BBM SPBU Total rata-rata mencapai 7-8 ribu liter perhari.

Per hari biasanya dikunjungi 200-300 kendaraan roda empat dengan kapasitas mesin di atas 1500 cc. "Setelah ada rencana pencabutan BBM bersubsidi kami perkirakan Total bisa dapat market share hingga 5-6%," tutur Bayu.

Satu SPBU membutuhkan investasi antara US$ 1 juta - US$ 2 juta di tanah seluas 4000 meter persegi. "Kami siap ekspansi di luar Jabodetabek," ujar Bayu.

Perusahaan asing lain yang sangat ekspansif adalah Petronas. Perusahaan asal Malaysia tersebut saat ini memiliki 18 SPBU. 13 SPBU di antaranya berada di Jabodetabek, 1 terdapat di Bandung dan empat berada di Medan.

Sedangkan Shell perusahaan distributor asal Belanda mulai ekspansi sejak 2005, menyusul tekanan internasional agar Indonesia meliberalisasi pasar industri. Shell kini memiliki 45 SPBU yang sebagian besar masih terpusat di kota-kota besar di Pulau Jawa.

VP Country Manager Shell Indonesia, Walih Saleh mengatakan Shell akan terus mengembangkan bisnis SPBU ini ke depan. "Bisnis ini kan untuk jangka panjang bukan jangka pendek," kata Walih.

SPBU Shell menjual BBM beroktan 92 dengan nama produk Super 92. Untuk BBM beroktan 95, Shell menamainya Super Extra 95. SPBU Shell juga menjual BBM solar. Pada tahun 2010 lalu kepada pemerintah Shell mempunyai komitmen untuk membangun total sebanyak 500 SPBU dari tahun 2007 hingga tahun 2012.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×