Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) untuk produk biodiesel oleh Amerika Serikat (AS) tidak menurunkan produksi biodiesel Indonesia.
"Produksi biodiesel Indonesia tidak turun meski pun terdapat BMAD untuk produk biodiesel," ujar Ketua Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), Paulus Tjakrawan kepada KONTAN, Senin (6/11).
Asal tahu saja, ekspor ke AS merupakan yang terbesar. Paulus bilang ekspor biodiesel ke Amerika mencapai 400.000 kiloliter per tahun. Namun, tahun 2017 tidak ada ekspor ke Amerika.
Produksi biodiesel yang sebelumnya diekspor ke Amerika dialihkan ke negara lain seperti China. Selain itu juga terdapat peralihan pasar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Ada konsumsi biodiesel dalam negeri sebesar 3 juta kiloliter," terang Paulus.
Sebelumnya pemerintah Amerika Serikat telah menetapkan BMAD untuk produk biodiesel Indonesia sebesar 50,71%. Penerapan BMAD oleh Amerika yang efektif berjalan pada Juli 2018.
Nada serupa juga diungkapkan oleh pengamat perkebunan, Gamal Nasir. Ia bilang bahwa kampanye negatif yang menyerang produk biodiesel membuat ekspor menjadi sulit.
Gamal bilang produsen biodiesel sebaiknya memenuhi pasar domestik. Hal tersebut dinilai lebih baik dibandingkan menggantungkan nasib kepada negara lain.
Penggantian produksi menjadi jenis lain pun dianggap memungkinkan oleh Gamal. "Produksi turunan minyak sawit banyak dan memungkinkan untuk beralih ke produk lain," jelas Gamal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News