Reporter: Yudo Widiyanto | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Turunnya bea impor otomotif, membuat beban biaya sektor hulu otomotif menurun. Namun karena beban sektor hilir yakni pajak progresif dan BBM naik maka Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) mesti cermat membidik pasar.
ATPM memilih impor CBU untuk pasar premium karena tidak goyah atas kenaikan pajak. "Pasar premium tidak terlalu sensitif dengan kenaikan harga, karena itu kami jual CBU targetnya tinggi," unkap Imelda Muhidin, General Manager PT. Garuda Mataram Motor (GMM) akhir pekan lalu.
Peraturan Menteri Keuangan No 241 Tahun 2010 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk atas Barang Impor 22 Desember 2010 membuat bea masuk impor kendaraan ke Indonesia turun 5-10%.
Mobil jenis sedan misalnya, yang diimpor secara utuh (CBU) ke Indonesia, semula dibebankan bea masuk (impor duty) 50%, mulai Januari 2011 turun menjadi 40%. Lalu, bea masuk untuk multipurpose vehicle (MPV) 4 x 2 yang dipasok secara terurai (CKD) turun menjadi 10 persen dari 15%.
PT Garuda Mataram Motor (GMM) memilih perkuat impor CBU. Audi akan jual CBU impornya sebanyak 400 unit pada tahun 2011. Audi sendiri mendatangkan langsung CBU impor dari Jerman. Menurut Imelda Muhidin General Manager PT GMM, Audi belum tertarik untuk melakukan kegiatan manufaktur di dalam negeri, karena masih perhitungkan volume penjualan.
"Kami sedang fokus ke brand awarness dahulu, jangka waktu lima tahun kedepan mungkin ada realisasi bangun pabrik," katanya.
Apalagi sekalipun terkena imbas kenaikan pajak dan pembatasan BBM penjualan pasar premium tetap baik. Menurut Imelda produsen mobil mewah yang pembelinya adalah kaum menengah atas, urusan keniakan pajak dianggap angin lalu ketika membeli mobil.
Pembatasan BBM yakni pertamax juga tidak membuat konsumen premium beralih."Saya Mereka yang paling siap, karena itu CBU kami perkiraan akan naik hingga 200% tahun ini," katanya.
Pada tahun 2010 lalu Audi mencatat penjualan CBU Impornya sebanyak 200 unit. Namun tahun ini Audi lebih berharap pada CBU sedan seri A8 dari Jerman tahun ini. Harga ritel A8 ini adalah Rp 1,7 milliar. Audi mentargetkan menjual seri CBU A8 sebanyak 30-40 unit."Kami perkirakan impor dari Jerman A8 akan datang bulan Maret tahun ini," ungkapnya.
PT BMW Indonesia juga baru mendatangkan seri BMW 1 Coupe CBU dari Jerman. BMW ini dijual dengan harga Rp 998 off the road juta per unitnya. Produk ini masih dijual dengan sistem inden sejak awal tahun. Agar terkesan ekslusif, BMW memberi kuota penjualan hanya 30 unit saja.
Proses manufaktur Jerman kira-kira makan waktu 6 bulan."Sekarang sudah sold out, pertengahan tahun baru bisa sampai ke tangan pembeli," kata Helena Abidin, the Corporate Communication head of PT BMW. Tahun ini BMW berencana impor CBU sebanyak 10 jenis dari Jerman.
Tidak mau kalah, Nissan awal tahun ini mulai berjualan MPV Elgard. Elgard adalah CBU yang di impor dari Jepang. Nissan menjual dengan harga Rp 900 jutaan on the road.
Menurut Vice President Director National Sales and Promotion PT Nissan Motor Indonesia Teddy Irawan, Nissan menerima banyak permintaan di dalam negeri. Rencana,masuknya CBU Elgard ini kemudian memaksa turunnya harga sejumlah merek pada segement MPV premium. Teddy berharap Elgrand bisa laku 700-800 unit tahun ini."Kami optimis capai target,"katanya.
Menurut Jongkie D Sugiarto, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Ada potensi impor CBU yang meningkat. Penurunan bea masuk, memicu untuk impor CBU langsung daripada merakit.
Selain cepat, harga bisa jauh lebih murah. Namun sayang, penurunan bea masuk impor di hulu dilibas oleh kenaikan pajak kendaraan bermotor (PKB) di hilir. "Jadi harga jual tidak akan terpengaruh banyak," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News