Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia (Aspebindo) Jambi mengungkapkan kondisi terkini tambang batu bara setelah Pemerintah Provinsi (Pemprov) menghentikan aktivitas angkutan batu bara sejak dua hari lalu.
Melansir berita Kompas.com, Gubernur Jambi, Al Haris menghentikan angkutan batubara karena kemacetan parah yang melumpuhkan Jalan Nasional Sarolangun-Tembesi selama lebih dari 24 jam.
Dia mengimbau kepada seluruh pengusaha tambang untuk sementara waktu tidak mengadakan angkutan dari mulut tambang untuk melintasi jalan nasional agar tidak menambah kemacetan. Sembari menutup aktivitas angkutan batu bara, Pemerintah akan memperbaiki jalanan yang rusak.
Ketua Umum DPD Aspebindo Jambi, Al Haafizhussayuty menyatakan, di Jambi ada 52 perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi yang skalanya didominasi perusahaan kecil dan menengah.
Baca Juga: Perpresnya Lagi Diproses, Siapa yang Akan Pungut Salur Dana Kompensasi Batubara?
Dia mengakui sampai dengan saat ini memang aktivitas angkutan batubara masih menggunakan jalan nasional karena jalur khusus batubara sedang dalam proses pengerjaan oleh perusahaan swasta nasional. Adapun pelaku usaha juga sudah mencoba alternatif melalui jalur sungai akan tetapi sungai batanghari di beberapa titik dangkal sehingga tongkang selalu kandas.
Sejak dua hari aktivitas angkutan batubara dihentikan Pemprov Jambi, Haafiz mengakui bahwa saat ini aktivitas di tambang masih berjalan seperti biasa untuk kegiatan galian over burden (OB) dan lainnya.
“Hanya saja tidak ada kegiatan pengangkutan batuan (hauling) ke gudang (stockpile),” jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (3/3).
Permasalahannya, jika kegiatan tambang terus dilakukan tanpa diimbangi proses pengangkutan, batubara yang dihasilkan akan menumpuk di tambang.
Haafiz menjelaskan, daya tahan pengusaha terhadap penghentian hauling ini berbeda-beda, ada yang 15 hari ke depan sudah tidak mampu berkegiatan lagi (hentikan produksi) karena saat ini harga batubara sudah jauh terkoreksi. Ditambah pula, curah hujan yang masih lumayan tinggi di sana.
Baca Juga: Asosiasi Pertambangan Minta Skema Pungut Salur Batubara Perhatikan Aspek Kesetaraan
Namun sejauh ini, dia mengakui, belum ada kabar sampai kapan waktu penutupan aktivitas oleh Pemprov Jambi mengingat saat ini bapak gubernur memerintahkan instansi terkait untuk melakukan perbaikan jalan nasional.
“Semoga nanti setelah perbaikan ada solusi dari Pemerintah Provinsi. Sebagai pengusaha kami akan selalu tunduk dengan aturan yang di jalankan pemerintah sebaliknya kami juga masih berharap ada solusi dari kejadian ini,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News