Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Periode sembilan bulan pertama tahun ini nampaknya menjadi periode yang menantang bagi PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI). Hal ini tercermin dari kinerja penjualan HOKI yang menurun secara tahunan atau year-on-year (yoy) di sepanjang Januari-September 2020.
Mengutip laporan keuangan perusahaan, HOKI mencatatkan penurunan penjualan sebesar 23,59% yoy menjadi Rp 936,57 miliar sepanjang pada Januari-September 2020. Sebelumnya, realisasi penjualan HOKI mencapai Rp 1,22 triliun pada periode sama tahun lalu.
Direktur PT Buyung Poetra Sembada Tbk, Budiman Susilo mengatakan, kinerja perusahaan yang turun disebabkan oleh kegiatan operasional pada toko di pasar dan supermarket, hotel, dan restoran di pusat perbelanjaan yang belum beroperasi penuh atau belum dibuka.
Hal ini berakibat pada turunnya permintaan beras perusahaan. “Masih banyak pertokoan yang membatasi jam operasional, bahkan ada yang tutup selama masa pandemi ini,” kata Budiman kepada Kontan.co.id, Minggu (8/11).
Seturut penjualan yang turun, HOKI juga mencatatkan penurunan pengeluaran pada beberapa pos beban. Beban pokok penjualan misalnya, tercatat turun 21,69% yoy menjadi Rp 823,29 miliar pada Januari-September 2020. Sedianya, beban pokok penjualan HOKI mencapai Rp 1,05 triliun pada Januari-September 2019.
Baca Juga: Buyung Poetra Sembada (HOKI) gelontorkan capex sekitar Rp 100 miliar tahun ini
Berikutnya, penurunan pengeluaran juga dijumpai pada beban bunga turun 14,80% yoy dari semula Rp 13,54 miliar pada Januari-September 2019 menjadi Rp 11,54 miliar di Januari-September 2020.
Meski begitu, HOKI juga mencatatkan kenaikan pengeluaran pada sejumlah pos beban. Beban penjualan misalnya, tercatat naik 3,03% menjadi Rp 24,29 miliar pada Januari-September 2020, dari semula Rp 23,57 miliar pada Januari-September 2019. Berikutnya, beban umum dan administrasi juga tercatat naik 14,78% yoy menjadi Rp 36,85 miliar pada Januari-September 2020 dari semula Rp 32,10 miliar di Januari-September 2019.
Setelah penjualan dikurangi beban pokok penjualan, beban penjualan, serta pengeluaran-pengeluaran lainnya, HOKI hanya mengantongi laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 28,59 miliar pada sembilan bulan pertama tahun ini. Angka tersebut lebih rendah bila dibanding laba bersih perusahaan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 76,16 miliar.
Harapan HOKI, kondisi pasar di kuartal IV 2020 bisa lebih baik dibanding kuartal-kuartal sebelumnya. Dalam hal ini, katalis-katalis positif seperti misalnya momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru) dilihat sebagai salah satu peluang yang masih bisa dimanfaatkan.
Beragam cara dan strategi pun telah disiapkan oleh perusahaan untuk memacu penjualan di kuartal IV 2020, mulai dari menjaga kualitas beras perusahaan hingga melakukan penjualan secara online.
“Selain itu kami akan membuka area-area market yang belum maksimal kami masuki, serta kami juga akan menambah kapasitas produksi melalui penambahan kapasitas mesin dan penambahan pabrik baru,” tambah Budiman.
Per 30 September 2020 lalu, total aset HOKI tercatat sebesar Rp 886,96 miliar. Angka tersebut terdiri atas ekuitas sebesar Rp 643,98 miliar dan liabilitas sebesar Rp 242,97 miliar.
Sementara itu, kas dan bank pada akhir tahun HOKI tercatat sebesar Rp 4,99 miliar per 30 September 2020. Angka tersebut turun 84,96% dibanding kas dan bank pada awal tahun perusahaan yang mencapai Rp 33,25 miliar.
Selanjutnya: Buyung Poetra (HOKI) harap bisa rampungkan pabrik anyar di Sumsel kuartal III-2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News