Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
Kilang Cilacap
Pertamina memastikan proyek Refinery Development Master Plant (RDMP) Kilang Cilacap tak lagi menggandeng Saudi Aramco sebagai partner. Ignatius menjelaskan, alasan Saudi Aramco mundur karena telah terjadi pemunduran jadwal proyek beberapa kali.
"Aramco menyadari betul untuk Indonesia bahwa RDMP Cilacap sangat penting untuk segera dibuat. Makanya Aramco melalui CEOnya persilahkan Pertamina jalankan Cilacap ini. Aramco masih fokus ke yang lain, ya silahkan untuk melanjutkan sendiri," tutur Ignatius.
Baca Juga: Bakal garap Blok Rokan, Pertamina butuh figur mumpuni dan kompeten
Ia pun memastikan, Pertamina masih dalam proses pencarian partner baru untuk proyek yang diprediksi mampu meningkatkan kapasitas kilang menjadi 2 juta barel per hari ini.
"Kami sedang dalam proses mencari partner baru. Lahan sudah clear. Sambil melihat peluang apa yang kami bisa bangun lebih dahulu sambil nunggu partner," terang Ignatius.
Disisi lain, Pertamina merencanakan percepatan pembangunan kilang hijau di Kilang Cilacap. Ignatius bahkan menilai proyek biorefinery ini bisa rampung di 2022 mendatang.
"Biorefinery sifatnya modifikasi, untuk Cilacap mungkin 2022 yang biorefinery skala kecil sudah bisa beroperasi dan kita ada rencana perbaikan kualitas untuk mengolah BBM standar Euro V," jelas Ignatius.