kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.880.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.260   50,00   0,31%
  • IDX 6.928   30,28   0,44%
  • KOMPAS100 1.008   6,44   0,64%
  • LQ45 773   2,07   0,27%
  • ISSI 227   2,98   1,33%
  • IDX30 399   1,47   0,37%
  • IDXHIDIV20 462   0,59   0,13%
  • IDX80 113   0,62   0,55%
  • IDXV30 114   1,38   1,22%
  • IDXQ30 129   0,27   0,21%

Begini perkembangan megaproyek Pertamina, dari yang tertunda hingga kehilangan mitra


Jumat, 05 Juni 2020 / 16:46 WIB
Begini perkembangan megaproyek Pertamina, dari yang tertunda hingga kehilangan mitra
ILUSTRASI. Pekerja beraktivitas di kawasan kilang PT. Pertamina RU (Refinery Unit) IV Cilacap, Jawa Tengah


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

Kilang Cilacap

Pertamina memastikan proyek Refinery Development Master Plant (RDMP) Kilang Cilacap tak lagi menggandeng Saudi Aramco sebagai partner. Ignatius menjelaskan, alasan Saudi Aramco mundur karena telah terjadi pemunduran jadwal proyek beberapa kali.

"Aramco menyadari betul untuk Indonesia bahwa RDMP Cilacap sangat penting untuk segera dibuat. Makanya Aramco melalui CEOnya persilahkan Pertamina jalankan Cilacap ini. Aramco masih fokus ke yang lain, ya silahkan untuk melanjutkan sendiri," tutur Ignatius.

Baca Juga: Bakal garap Blok Rokan, Pertamina butuh figur mumpuni dan kompeten

Ia pun memastikan, Pertamina masih dalam proses pencarian partner baru untuk proyek yang diprediksi mampu meningkatkan kapasitas kilang menjadi 2 juta barel per hari ini.

"Kami sedang dalam proses mencari partner baru. Lahan sudah clear. Sambil melihat peluang apa yang kami bisa bangun lebih dahulu sambil nunggu partner," terang Ignatius.

Disisi lain, Pertamina merencanakan percepatan pembangunan kilang hijau di Kilang Cilacap. Ignatius bahkan menilai proyek biorefinery ini bisa rampung di 2022 mendatang.

"Biorefinery sifatnya modifikasi, untuk Cilacap mungkin 2022 yang biorefinery skala kecil sudah bisa beroperasi dan kita ada rencana perbaikan kualitas untuk mengolah BBM standar Euro V," jelas Ignatius.




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×