kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Begini perkembangan megaproyek Pertamina, dari yang tertunda hingga kehilangan mitra


Jumat, 05 Juni 2020 / 16:46 WIB
Begini perkembangan megaproyek Pertamina, dari yang tertunda hingga kehilangan mitra
ILUSTRASI. Pekerja beraktivitas di kawasan kilang PT. Pertamina RU (Refinery Unit) IV Cilacap, Jawa Tengah


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

Kilang Tuban

Nah, untuk Kilang Tuban, kendala lahan yang sempat menghantui jalannya proyek secara perlahan berhasil di atasi. "Tuban terus berjalan, termasuk pengadaan lahan. Untuk lahan dengan KLHK sudah clear 100%," ujar Ignatius.

Kendati demikian, masih tersisa sekitar 46% lahan milik masyarakat yang harus dituntaskan. Pertamina pun menargetkan pada September nanti pembeliaan lahan dapat rampung. "Kegiatan engineering juga terus berjalan namun karena lockdown agak slow sedikit," jelas Ignatius.

Sekedar informasi, proyek investasi di Tuban termasuk dalam daftar Rp 708 triliun investasi mangkrak yang dicatatkan oleh BKPM. Sejak kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dan Rosneft terbentuk di tahun 2017, proyek pembangunan tertunda lama yang salah satunya disebabkan kendala pembebasan lahan.

Baca Juga: Pertamina: Rencana penambahan SPBU tetap berjalan

Kilang Dumai

Sebelumnya, investor Korea Selatan bersama Pertamina dan PT Nindya Karya (Persero) menandatangani pengembangan proyek proyek kilang Dumai senilai US$1,5 miliar atau setara Rp 22 triliun, pada 22 Mei 2020 silam. 

Kendati demikian, Ignatius memastikan Head of Agreement (HoA) yang ditandatangani barulah tahapan awal dan belum mengikat.

"Masih kajian bersama sisi proyek, lingkup dan apa saja yg dikembangkan. Masih tahap awal banget. Belum mengikat. Masih tahapan awal dgn partner Korea," jelas Ignatius.

Baca Juga: Inilah protokol baru transaksi di SPBU Pertamina, mulai dari cashless, uang pas, dll

Menanggapi pengembangan keenam megaproyek tersebut, Ignatius memastikan seluruhnya masih masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).

Disisi lain, Pertamina memproyeksikan proyek-proyek ini bakal berkontribusi terhadap devisa negara sebesar US$ 11 miliar per tahun dengan rincian proyek RDMP sebesar US$ 8 miliar per tahun dan GRR US$ 3 miliar per tahun.

"Dampak lainnya berupa peningkatan pajak setelah beroperasi nantinya, total pajaknya mencapai US$ 128 miliar, karena ada tax holiday dll menjadi US$ 109 miliar," tandas Ignatius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×