Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
Kilang Balikpapan
Ignatius menuturkan, realisasi pengerjaan Kilang Balikpapan per 24 Mei 2020 tercatat baru 17%. "Tahapan konstruksi dan 2023 ditargetkan beroperasi," kata dia.
Sekedar informasi, kehadiran Kilang Balikpapan bakal meningkatkan kapasitas pengolahan kilang dari 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari serta meningkatkan kualitas produk BBM dari setara Euro II menjadi setara Euro V.
Proyek RDMP Balikpapan juga disinergikan dengan pembangunan New Crude Lawe-Lawe Tankage Facility dengan kapasitas penyimpanan sebesar 2 juta barel.
Baca Juga: Kebijakan energi perlu terintegrasi agar defisit terjaga
Kilang Bontang
Pertamina memutuskan untuk menghentikan sementara rencana pembangunan Grass Root Refinery (GRR) alias Kilang Bontang.
Ignatius bilang, pasca berhentinya kerjasama dengan partner, Pertamina memilih untuk menghentikan pengembangan proyek dengan nilai investasi mencapai US$ 15 miliar ini. "Bontang sempat jalan, hanya saja partner tidak bisa lanjutkan, kami hold dulu, kami kaji, supply demand seperti apa," ungkap dia.
Asal tahu saja, sebelumnya dalam proyek GRR Bontang Pertamina bakal bekerjasama dengan perusahaan migas asal Oman, Overseas Oil and Gas LLC (OOG).
Sayangnya kerjasama tersebut tak mencapai kata sepakat. Pertamina kemudian sempat menyampaikan opsi pemindahan lokasi proyek pada medio Maret lalu. Adapun, dua lokasi baru yang diproyeksikan yakni daerah Arun, Aceh dan Kuala Tanjung, Sumatra Utara.
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Heru Setyawan bilang, opsi-opsi lokasi yang ada kini tengah dalam kajian perusahaan pelat merah tersebut.
"Ada rencana memindahkan Kilang Bontang, kan ada beberapa lokasi sebenarnya, Bontang, Kuala Tanjung dan Arun," jelas Heru kala itu.
Heru menambahkan, Pertamina menilai Kuala Tanjung sebagai lokasi yang tepat jika nantinya upaya pemindahan proyek terjadi. Menurutnya, lokasi Kuala Tanjung disokong oleh ketersediaan pasar dan lahan.
"Karena (Kuala Tanjung) dekat dengan market, lahannya ada, kan di situ pasar internasional terus di Sumatra juga," jelas Heru.