kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Begini perkembangan proyek Radiant Utama (RUIS) di berbagai sektor bisnis


Kamis, 03 September 2020 / 16:27 WIB
Begini perkembangan proyek Radiant Utama (RUIS) di berbagai sektor bisnis
ILUSTRASI. Pengerjaan Proyek Penunjang Jasa Migas oleh PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) di Sumur Meliwis.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terlepas dari adanya pandemi Covid-19, PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) terus gencar menggarap sejumlah proyek strategis yang menjadi bagian dari portofolio bisnis perusahaan tersebut.

Salah satu proyek yang sedang digarap oleh RUIS adalah proyek Mobile Offshore Production Unit (MOPU) di Lapangan Meliwis. Di sana, RUIS menyambungkan Lapangan Meliwis dengan MOPU milik perusahaan yang berada di Lapangan Maleo.

Direktur Utama Radiant Utama Interinsco Sofwan Farisyi mengatakan, proyek MOPU di Lapangan Meliwis sudah mencapai kemajuan sebesar 96,42% pada 26 Agustus 2020 lalu. Diharapkan bulan September ini pengerjaan proyek MOPU tersebut bisa benar-benar rampung 100%.

Guna menggarap proyek ini, manajemen RUIS telah menggelontorkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 14 juta. Proyek MOPU tersebut berlokasi di lapangan yang dikelola oleh Ophir Indonesia, anak perusahaan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).

Baca Juga: Radiant Utama (RUIS) bidik pertumbuhan kinerja 10%-15% hingga akhir 2020

Nah, Direktur Keuangan Radiant Utama Interinsco Muhammad Hamid menambahkan, sebenarnya di bulan Juli lalu telah dilakukan produksi gas perdana dari Lapangan Meliwis. “Karenanya kami sudah bisa menagihkan pendapatan jasa dari proyek di Meliwis, sehingga baik bagi kinerja ke depan,” imbuhnya dalam paparan publik virtual, Kamis (3/9).

Di samping itu, RUIS juga terlibat proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di wilayah Sorik Marapi, Sumatera Utara. RUIS lewat anak usahanya PT Supraco Indonesia bekerja sama dengan OTP Geothermal Power Ltd untuk membentuk perusahaan patungan bernama PT Sorik Marapi Geothermal guna menggarap proyek berkapasitas 240 MW tersebut.

Per tahun 2019 lalu, PLTP Sorik Marapi sudah terbangun hingga mencapai kapasitas 45 MW. Tahun ini, rencananya akan ada penambahan kapasitas lagi sebesar 45 MW kendati proyek tersebut sempat tersendat akibat pandemi Covid-19.

“Di lapangan sebenarnya tidak terlalu bermasalah. Namun, tenaga ahli yang berasal dari luar negeri tidak bisa mengurus langsung proyek ini karena sempat ada larangan datang ke Indonesia,” ungkap Sofwan.

Dia pun bilang, pihaknya optimistis proyek PLTP Sorik Marapi masih bisa selesai tepat waktu maksimal di tahun 2023 nanti.  

RUIS juga makin serius mendalami bisnis di sektor energi baru terbarukan (EBT). Di tahun 2019 lalu, RUIS sebenarnya sudah menjalin kerja sama dengan partner strategis untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Sampah (PLTSa) di sejumlah kota besar Indonesia.

Baca Juga: Ada peluang cuan dividen! Simak jadwal cum dividen 6 emiten ini dua minggu ke depan

Namun, tindak lanjutnya tertunda karena pandemi Covid-19. Hal ini seiring penundaan tender pengadaan pembangkit EBT yang semula dijadwalkan pada awal tahun 2020. “Kabarnya tender tersebut tetap ada di tahun ini. Kami pun menargetkan punya satu portofolio aset di bidang EBT dalam 2—3 tahun ke depan,” jelas Sofwan.

Kendati belum mengikuti tender, melalui segmen bisnis konstruksi, RUIS tetap mendapat beberapa proyek EBT berupa pemasangan panel surya di kawasan residensial maupun kawasan industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×