Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mengungkapkan di tahun depan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mentarang Induk diharapkan mencapai proses perjanjian jual beli listrik atau power purchase agreement (PPA). Pembangkit air terbesar di Indonesia ini ditargetkan segera beroperasi pada tahun 2030.
Sebagai informasi, PLTA Mentarang dibangun oleh PT Kayan Hydropower Nusantara (KHN) yang merupakan perusahaan holding penanaman modal dalam negeri dan asing yang dimiliki PT Kayan Patria Pratama (25%), Sarawak Energy Berhad (25%) dan Adaro Energy Indonesia (50%).
Pembangkit yang diperkiraan membutuhkan investasi sekitar US$ 2,6 miliar atau setara Rp 40 triliun ini akan memasuki tahapan konstruksi pada kuartal I 2024.
Baca Juga: Strategi Adaro Energy (ADRO) Mengejar 50% Pendapatan Non-Batubara Thermal Tahun 2030
Investor Relation Adaro Energy Indonesia Danuta Komar memaparkan proyek energi baru terbarukan (EBT) terbesar ialah PLTA Mentarang Induk di mana ground breaking sudah dilaksanakan pada Maret 2023 lalu.
“Dalam 12 bulan ke depan akan mencapai penandatanganan perjanjian jual beli listrik atau power purchase aggreement (PPA) hingga akhirnya mencapai financial close,” ujarnya dalam Public Expose Live 2023, Selasa (28/11).
Dia menyatakan, PLTA berkapasitas 1,37 Gigawatt (GW) dan bendungan sepanjang 235 meter ini ditargetkan beroperasi 2030. Nantinya pembangkit ini akan menyediakan listrik ramah lingkungan bagi Kawasan Industri di Kalimantan Utara (Kaltara) dan memenuhi kebutuhan smelter aluminium Adaro Minerals berkapasitas 500.000 ton per tahun.
Tidak hanya PLTA, Adaro sejak beberapa tahun lalu sudah mulai menjajaki pembangkit hijau di Indonesia.
Presiden Direktur Adaro Power, Dharma Djojonegoro menyampaikan, sebagai perusahaan penyedia energi nasional, Adaro ingin mengambil peran penting untuk mendukung transformasi ekonomi Indonesia.
“Sejak tahun 2018, kami membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sistem rooftop atau atap dengan kapasitas 130 kWp di Kelanis, Kalimantan Tengah, untuk melayani kebutuhan listrik di area tambang Adaro,” ujarnya kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.
Baca Juga: PLTS Terapung Skala Besar Semakin Diminati
Setelah berhasil dalam pembangunan dan pengoperasian PLTS atap 130 kWp, ADRO melakukan pengembangan dengan menambahkan kapasitas 468 kWp PLTS dengan sistem terapung (floating).
PLTS terapung di Kelanis ini menjadi PLTS terapung pertama terbesar di Indonesia. Estimasi produksi listrik sekitar 618 ribu kWh per tahun atau setara dengan pengurangan Emisi CO2 515 ton per tahun.
Sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan pembangkit listrik dari sumber terbarukan, Adaro Power aktif mencari dan memperluas portfolio proyek Energi Terbarukan.
Strategi ini dilakukan untuk mendapatkan bauran energi yang seimbang dengan terus mempelajari proyek-proyek tenaga terbarukan, misalnya biomassa, tenaga angin, dan panel surya untuk mendiversifikasikan bauran energinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News