Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA) memprediksi, kinerja keuangannya tidak akan mengalami banyak perubahan hingga akhir tahun 2020 nanti.
Sebagai informasi, ITMA membukukan pendapatan usaha sebesar US$ 55.478 per kuartal III-2020. Jumlah ini melonjak 824,63% (yoy) dibandingkan pendapatan usaha perusahaan per kuartal III-2019 sebesar US$ 6.000.
Direktur Utama Sumber Energi Andalan Rocky Oktanso Sugih mengatakan, hasil tersebut diperoleh dari jasa konsultasi pertambangan yang dibukukan langsung sebagai pendapatan usaha ITMA. Sementara itu, ITMA mengalami penurunan laba bersih sebesar 8,38% (yoy) dari US$ 7,99 juta di kuartal III-2019 menjadi US$ 7,53 juta di kuartal III-2020.
Rocky tidak menjelaskan penyebab penurunan tersebut. Namun, ia bilang bahwa laba bersih ITMA mayoritas dikontribusikan oleh bagian atas hasil bersih entitas asosiasi PT Mitratama Perkasa. ITMA sendiri memiliki 30% saham di Mitratama Perkasa yang notabene bergerak di bidang infrastruktur pertambangan batu bara. Perusahaan tersebut memiliki tiga pelabuhan batu bara yang berada di wilayah Kalimantan.
Baca Juga: Siapkan dana Rp 143 miliar, ITMA akan akuisisi perusahaan sektor ketenagalistrikan
ITMA pun masih fokus untuk menjalankan rencana akuisisi aset baru berupa perusahaan di sektor ketenagalistrikan. Untuk akuisisi tersebut, ITMA telah menyiapkan dana senilai Rp 143 miliar yang diperoleh dari rights issue pada tahun 2019. “Tadinya rencana bisnis tersebut kami laksanakan tahun ini, namun adanya pandemi Covid-19 membuat kajian-kajian kami terhambat baik secara internal maupun eksternal,” ungkap Rocky dalam paparan publik virtual, Rabu (18/11).
Atas kondisi itu pula, manajemen ITMA memproyeksikan tidak akan ada banyak perubahan pada kinerja keuangan perusahaan di sisa tahun ini.
Lebih lanjut, ITMA tetap akan fokus menjaga kinerja bisnis di sektor jasa konsultasi pertambangan, termasuk mencari kontrak-kontrak baru di sektor tersebut. Selain itu, ITMA akan tetap melanjutkan kepemilikan saham 30% di Mitratama Perkasa dan belum berencana menambah kepemilikannya dalam waktu dekat.
“Kami tetap lanjutkan investasi di Mitratama Perkasa karena terlihat bahwa batu bara masih menjadi sektor yang menjanjikan dalam jangka panjang,” tandas Rocky.
Selanjutnya: Agar program strategis bisa berjalan dengan baik, Pertamina gandeng KPK
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News