kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Begini strategi Golden Eagle Energy (SMMT) jaga pasar ekspor dan domestik


Selasa, 02 Juni 2020 / 15:27 WIB
Begini strategi Golden Eagle Energy (SMMT) jaga pasar ekspor dan domestik
ILUSTRASI. Logo Golden Eagle Energy Tbk


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak pandemi Covid-19 membuat PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) harus memutar otak guna menjaga penjualan batubara. Karena itu, perusahaan sedang mempersiapkan sejumlah strategi guna menjaga penjualan domestik dan ekspor batubara.

Sekretaris Perusahaan SMMT Chrismasari Dewi Sudono menjelaskan, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) memang berdampak pada aktivitas industri dalam negeri secara signifikan.

"Selain itu lockdown di India dan pembatasan ekspor China juga berdampak terhadap permintaan batubara asal Indonesia," kata Chrismasari kepada Kontan.co.id, Senin (1/6) malam. 

Baca Juga: Pelemahan harga batubara tekan kinerja Golden Eagle Energy (SMMT) sepanjang 2019

Ia melanjutkan, menghadapi situasi tersebut, SMMT bakal mengarahkan ekspor batubara ke sejumlah negara yang masih membuka diri khususnya wilayah Asia Tenggara seperti Kamboja dan Vietnam.

Di sisi lain, demi menjaga pasar domestik, SMMT bakal memfokuskan penjualan batubara untuk sektor kelistrikan, di mana sejumlah pembangkit listrik masih terus beroperasi di tengah kondisi saat ini.

Chrismasari melanjutkan, saat ini SMMT masih mengambil kebijakan wait & see untuk rencana penambahan tambang batubara sembari mengamati perkembangan pandemi Covid-19 dan pasar batubara.

Asal tahu saja, kinerja SMMT pada 2019 kurang menggembirakan. Perusahaan mengalami penurunan laba bersih hingga 91,09% (yoy) menjadi Rp 6,82 miliar di tahun lalu. Pada tahun 2018, emiten ini masih bisa meraup laba bersih sebesar Rp 76,61 miliar.

"Tren penurunan harga batubara di sepanjang tahun 2019 menekan performa perusahaan," jelas dia. 

Kendati demikian, pada tahun lalu SMMT sukses mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 31,43% menjadi Rp 250,26 miliar. Asal tahu saja, pendapatan perusahaan di 2018 masih di angka Rp 190,41 miliar.

Baca Juga: Laba bersih Golden Eagle Energy (SMMT) anjlok 91% meski pendapatan naik di 2019

Chrismasari menjelaskan, kenaikan pendapatan tersebut ditopang oleh kenaikan volume penjualan khususnya lewat produksi tambang di Sumatra Selatan.

Sepanjang tahun lalu, realisasi penjualan dan produksi hampir berimbang mencapai 1,7 juta ton. Adapun, proporsi pasar ekspor mencakup hampir 70% dari volume penjualan tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×