Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) akan berupaya mendorong kinerja dari setiap lini usahanya untuk memaksimalkan kinerja di tahun 2023.
Presiden Direktur IKAI Yohas Raffli mengatakan, pihaknya akan mendorong seluruh lini usaha untuk terus mengoptimalkan kinerja operasional demi memaksimalkan keuntungan. Salah satunya bisnis hotel yang bertumbuh positif selama paruh pertama ini.
Yohas menjelaskan, bisnis manufaktur di semester I-2023 ini agak melesu. Namun sebaliknya, dari lini usaha hospitality justru berkontribusi lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga: Pendapatan naik, Intikeramik Alamasri (IKAI) Rugi Rp 18,36 Miliar di Semester I 2023
”Perseroan memiliki keuntungan dengan tiga lini usaha yang berdampingan. Di saat satu lini usaha agak menurun, lini usaha lain justru melesat,” ungkap Yohas, dalam keterbukaan informasi, Kamis (3/8).
Sebagai gambaran, bisnis hotel berkontribusi sebesar Rp 45,40 miliar atau setara 41,30% di semester I-2023. Angkanya bertumbuh 27,40% dari posisi Rp 35,63 miliar di semester I-2022.
Yohas bilang, progres pertumbuhan bisnis perhotelan disebabkan beberapa faktor, khususnya libur panjang Hari Raya Idul Fitri 1444H pada April lalu.
Faktor lainnya adalah key initiative yang dilakukan IKAI berupa penambahan fasilitas dari setiap ruang yang tersedia untuk meningkatkan pendapatan selain okupansi kamar hotel.
“Serta meningkatkan perbaikan internal, dalam hal infrastruktur CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environment Sustainability) sebagai bentuk penyesuaian dalam kebutuhan layanan hotel yang telah diterapkan sejak pandemi dan terus kami jaga hingga saat ini,” tambahnya.
Di sisi lain, efek libur panjang tersebut juga memengaruhi kondisi usaha manufaktur. Sepanjang kuartal kedua, masyarakat lebih menahan belanja untuk kebutuhan membangun rumah dan cenderung belanja kebutuhan pangan demi mempersiapkan Lebaran.
“Kelancaran pengiriman bahan baku juga terhambat efek masyarakat berlomba-lomba untuk mudik. Perseroan juga tertekan kenaikan harga gas untuk pembakaran keramik sehingga memicu lonjakan beban perseroan,” sebut Yohas.
Adapun, per semester pertama ini pendapatan IKAI tercatat sebesar Rp 109,90 miliar. Di mana, pendapatan keramik berkontribusi sebesar Rp 64,50 miliar.
Per akhir Juni lalu, rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 18,36 miliar. Angka ini sudah menurun 30,80% dari sebelumnya Rp 26,53 miliar pada. periode yang sama tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News