Reporter: Melati Amaya Dori | Editor: Edy Can
JAKARTA. PT Kartika Airlines belum memutuskan membeli pesawat Sukhoi Superjet 100. Maskapai nasional ini memilih menunggu hasil investigasi kecelakaan pesawat buatan Sukhoi Civil Aircraft Company pada 9 Mei lalu.
Sebelumnya, Kartika berniat memborong 30 unit pesawat Sukhoi Superjet. Direktur Komersial Kartika Airlines Aditya Wardana mengaku pembelian pesawat berkapasitas 100 kursi ini akan dilakukan setelah hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
“Kami tidak ingin buru-buru mendatangkan pesawat sebelum hasil investigasi keluar karena tidak ingin setelah membeli pesawat tersebut nantinya tidak ada penumpang yang menaikinya,” ungkapnya, Senin (23/7).
Kartika Airlines akan memberikan waktu kepada KNKT selama enam bulan mendatang untuk mengungkapkan hasil investigasi tersebut. Jika hingga batas waktu itu tidak keluar, Kartika Airlines akan menyiapkan alternatif penggunaan pesawat jenis lain. “Kami targetkan paling lambat akhir tahun ini karena pengoperasian Kartika Airlines tergantung dari pesawatnya yang hingga sekarang kami masih belum ada pesawat,” tambah Aditya.
Sekedar kilas balik, pada Juni 2011 lalu, menurut Kartika Airlines, SSJ 100 telah memperoleh sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Rusia (IAC AR), baru pada Februari 2012, pesawat ini memperoleh sertifikat dari European Air Safety Agency (EASA).
Kartika Airlines rencananya akan menggunakan Sukhoi tersebut untuk melayani rute-rute potensial baru yang belum dilayani maskapai lain khususnya ke rute-rute di wilayah Timur Indonesia, seperti Nusa Tenggara, Papua, dan Maluku yang kebetulan infrastruktur dan landasannya cocok untuk didarati pesawat jenis Sukhoi tersebut.
Adapun alasan Kartika Airlines membeli pesawat Sukhoi SSJ 100 dikarenakan pesawat tersebut memang cocok untuk penerbangan di dalam negeri. Selain itu,pesawat tersebut juga lebih fleksibel karena tidak semua pesawat yang ada di Indonesia bisa menjangkau wilayah Timur apalagi dengan kapasitas 100 kursi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News