Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Menteri Koordinator Kemaritiman Dwisuryo Indroyono Soesilo mendukung pulau Belitung sebagai kawasan ekonomi khusus pariwisata. Dukungan itu disampaikan Indroyono dalam dialog pembangunan dalam rangka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-III Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) di Aston Hotel Belitung, Sabtu (14/3).
Dalam keterangan tertulis yang diterima KONTAN, Senin (16/3), Indroyono menjanjikan Belitung akan mendapat tambahan tenaga listrik 32 MW untuk mendukung perkembangan pariwisata di wilayah tersebut, "Hari ini (Sabtu, 14/3), telah dilakukan uji coba penambahan listrik berkapasitas 2x16 MW, diharapkan dalam dua bulan sudah bisa beroperasi," tuturnya saat melakukan kunjungan kerja di Belitung.
Pembenahan infrastruktur lainnya adalah Bandara H.A.S Hanandjoeddin, dimana saat ini panjang landasan pacu (runway) di Bandara yang berlokasi di Tanjung Pandan, Belitung ini hanya 2.225 meter. Rencananya akan diperpanjang menjadi 2.550 meter. "Tahun ini tambah 100 meter, sisanya tahun depan," imbuh Indroyono.
Indroyono berharap dengan segala kesiapan infrastruktur, nantinya Belitung dapat menjadi salah satu icon poros maritim dunia. Indroyono bersama Menteri Pariwisata, Arief Yahya pada kesempatan tersebut meresmikan Branding Negeri Sejuta Pelangi serta Launching Motorhome Majesty, yakni kendaraan wisata dengan fasilitas ruang tidur serta ruang tamu namun fungsinya lebih mobile dari Caravan, agenda lainnya pada kesempatan tersebut Menko Indroyono meletakkan batu pertama pembangunan Hotel Beltim, dan meresmikan lokasi Wisata Terpadu Marina Internasional EMAS.
Indroyono menegaskan mendukung Belitung sebagai KEK Pariwisata. Ia bilang, Belitung tidak hanya menjual wisata alam saja seperti pemandangan alamnya saja. Tapi juga harus kreatif dengan mengolah kekayaan situs-situs bersejarah dari Belitung. Itu semua harus digali.
Menko Kemaritiman ini juga mengusulkan agar harta karun dari laut atau dikenal juga dengan Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam (BMKT), karena sulit dilelang agar dijadikan “cagar budaya” dimana Kemenko Kemaritiman akan mengkoordinasikan dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar dibuat museum yang lebih bagus dengan konstruksi bahari, isi museum tersebut akan di support Kemenko Kemaritiman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News