kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Belum ada harga pasti untuk Masela


Kamis, 18 Agustus 2016 / 13:43 WIB
Belum ada harga pasti untuk Masela


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Proyek Masela di Maluku masih menempuh jalan panjang. Setelah debat mengenai lokasi pembangunan fasilitas liquefied natural gas (LNG) usai, kali ini tarik- ulur proyek itu berkutat pada besaran investasi.

Adalah Luhut Binsar Panjaitan selaku Pelaksana Tugas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Menteri Koordinator bidang Kemaritiman yang menyatakan bahwa investasi Blok Masela bisa ditekan menjadi US$ 15 miliar. Wacana penurunan investasi tersebut berangkat dari penuturan Arcandra Tahar saat masih menjabat sebagai Menteri ESDM pada Senin (15/8).

SKK Migas belum bisa memastikan potensi penurunan investasi yang dituturkan oleh Luhut itu. Sebab, saat ini SKK Migas sedang melakukan kajian investasi. Mereka juga masih menunggu hasil kajian Inpex Corporation selaku operator Blok Masela.

Lingkup kajian SKK Migas adalah menghitung biaya pembangunan fasilitas LNG di darat alias onshore. Menurut analisis mereka, sebagian fasilitas LNG seperti LNG liquefaction plant bisa saja tak dibangun di darat.

Dengan asumsi itu, bakal terjadi perubahan penghitungan biaya investasi. "LNG liquefaction yang termasuk processing gas unit harus tetap ada tapi yang di onshore kan itu fasilitas LNG-nya jadi tidak semua di onshore, hanya fasilitas LNG-nya saja, faktor ini yang kami hitung lagi," jelas Wakil Kepala SKK Migas M.I Zikrullah, Senin (15/8).

Faktor lain yang bisa mempengaruhi perubahan investasi adalah lokasi persis pembangunan fasilitas LNG yang bakal mempengaruhi panjang pipa gas yang dibangun. Kenyataannya, hingga kini ESDM dan SKK Migas belum menunjuk lokasi persis pembangunan fasilitas LNG.

Di samping teknis pembangunan, hal lain yang bisa mempengaruhi besar investasi adalah kondisi pasar minyak dan gas (migas). Besar capital expenditure (capex) Blok Masela saat ini mestinya bisa lebih murah kalau dilihat dari kondisi harga migas dibandingkan dengan pasar migas tahun 2008, saat pertama kali muncul rencana pengembangan proyek itu.

Senada seirama, Inpex Corporation juga belum bisa memastikan besar investasi. "Saat ini kami sedang berbicara dengan sangat intensif dengan pemerintah, Kementerian ESDM, dan SKK Migas agar proyek pengembangan lapangan gas abadi dapat segera terlaksana," kata Senior Manager Communications and Relations Inpex Corporation Usman Slamet, Senin (15/8).
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×