Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. PT Kereta Api (Persero) atau PTKA kehilangan potensi pendapatan Rp 17 miliar karena belum terealisasinya angkutan air minum dalam kemasan merek Aqua dari Stasiun Ceper, Klaten menuju Stasiun Jakarta Gudang. Padahal kontrak dengan produsen air mineral sudah diteken diawal tahun ini.
Direktur Komersial PTKA Sulistyo Wimbo Hardjito menjelaskan, tertundanya pekerjaan mengangkut air mineral itu karena gerbong kereta pengangkut barang tanpa atap dan dinding samping (PPCW) yang dipesannya sebanyak 70 unit dari PT Industri Kereta Api (Inka) belum selesai dikerjakan.
"Tahun ini kami pesan 70 unit PPCW dari Inka. Bukan hanya untuk angkutan air mineral, tetapi untuk seluruh bisnis angkutan barang PTKA. Diharapkan Semester II ini sebagian sudah mulai dikirimkan sehingga angkutan air minum bisa jalan," kata Wimbo, Senin (28/6).
Sayangnya, Wimbo enggan menyebut harga per unit PPCW yang dibelinya dari Inka. Namun, penelusuran yang dilakukan Kontan menyebutkan harga per unit gerbong jenis itu adalah Rp 545 juta sampai Rp 817 juta.
Namun, Ia memastikan tersendatnya pengiriman PPCW oleh Inka tidak akan berpengaruh terhadap kontrak angkutan air mineral di lintas tersebut. "Karena kami dibayar per kilometer keberangkatan. Kalau belum diberangkatkan ya kami tidak dapat bayaran," jelasnya.
Menurut Wimbo, jika armada sudah siap maka PTKA siap mengirimkan satu rangkaian kereta terdiri dari 15 gerbong dengan kapasitas 40 ton per gerbong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News