kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Benarkah Kereta Cepat Whoosh Bisa Balik Modal Dalam 38 Tahun?


Minggu, 31 Desember 2023 / 15:37 WIB
Benarkah Kereta Cepat Whoosh Bisa Balik Modal Dalam 38 Tahun?
ILUSTRASI. Rangkaian Kereta Cepat Whoosh Jakarta-Bandung melintas di Kota Bekasi, Jawa Barat. PT KAI memperkirakan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh baru balik modal setelah 38 tahun.


Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat kereta cepat Whoosh telah melayani 1.028.216 penumpang selama dua bulan beroperasi komersial yakni 17 Oktober-25 Desember 2023. 

Sementara jumlah penumpang tertinggi yang dilayani dalam satu hari mencapai 21.500 penumpang, termasuk pada periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru). Meski antusiasme di awal cukup tinggi di awal-awal operasi, jumlah penumpang tercatat tersebut masih di bawah target yang ditetapkan yakni 30.000 penumpang per hari. 

Kapan Kereta Cepat Whoosh balik modal? 

Dalam sebuah rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo memperkirakan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh baru balik modal setelah 38 tahun. 

"Sesuai perhitungan feasibility study itu (balik modal) 38 tahun," kata Didiek saat itu. 

Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi menyampaikan hal serupa. Ia mengatakan, berdasarkan perhitungan konsultan KCIC proyek kereta cepat ini baru balik modal setelah 38 tahun dengan asumsi jumlah penumpang sesuai target. 

"Jadi tentunya konsultan yang kami tunjuk, itu berdasarkan feasibility study itu (balik modal) setelah 38 tahun," kata Dwiyana. 

Baca Juga: Penumpang Kereta Cepat Whoosh Meningkat 35% pada Libur Akhir Tahun

Jumlah utang kereta cepat Untuk diketahui saja, masa konsesi KCJB terbilang sangat lama yakni mencapai 80 tahun. Bandingkan dengan konsesi jalan tol yang rata-rata adalah 40 tahun dan maksimal 50 tahun. 

Setelah dilakukan audit menyeluruh, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung mengalami pembengkakan biaya sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 18,02 triliun. Angka tersebut merupakan hasil audit dari setiap negara yang kemudian disepakati bersama. 

Dengan demikian, biaya total proyek yang berlangsung sejak 2016 itu kini mencapai US$ 7,27 miliar atau setara Rp 108,14 triliun. Dalam keterangan resmi KCIC, struktur pembiayaan KCJB adalah 75% dari nilai proyek dibiayai oleh China Development Bank (CBD) dan 25% dibiayai dari ekuitas konsorsium. 

Dari 25% ekuitas tersebut, sebesar 60% berasal dari konsorsium Indonesia karena menjadi pemegang saham mayoritas. Dengan demikian, pendanaan dari konsorsium Indonesia ini sekitar 15% dari proyek, sedangkan sisanya sebesar 85% dibiayai dari ekuitas dan pinjaman pihak China, yang awalnya disepakati tanpa jaminan dari Pemerintah Indonesia dan penggunaan APBN. 

Namun belakangan pemerintah merevisinya, di mana APBN bisa dikucurkan untuk menyelamatkan proyek ini ancaman mangkrak. Utang sebesar itu akan dibebankan ke KCIC. Sebagai operator sekaligus pemilik konsesi, pembayaran angsuran pokok maupun bunganya akan ditanggung konsorsium KCIC. 

Konsorsium ini melibatkan sembilan perusahaan. Dari Indonesia ada empat BUMN yaitu Wijaya Karya, Jasamarga, Perkebunan Nusantara VIII, dan KAI. Sedangkan dari China adalah China Railway International Company Limited, China Railway Group Limited, Sinohydro Corporation Limited, CRRC Corporation Limited, dan China Railway Signal and Communication Corp. 

BUMN dari Indonesia lalu membentuk badan usaha bernama PT Pilar Sinergi BUMN dan dari China membentuk China Railway. Lalu kedua perusahaan gabungan itu kemudian membentuk konsorsium PT KCIC. 

PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia ini kemudian menggenggam 60% saham PT KCIC. Sementara sisa 40% saham dikuasai konsorsium China. 

Baca Juga: Libur Natal 2023, Jumlah Penumpang di 11 Lintasan Penyeberangan Naik 23%

Hitungan balik modal versi Faisal Basri 

Berbeda dengan hitungan KAI, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri, membeberkan perhitungan balik modal Kereta Cepat Jakarta Bandung atau Whoosh setidaknya membutuhkan waktu 100 tahun lebih. Dia membeberkan simulasi dengan hitungan super optimistis, di mana hitungannya tersebut sudah mengesampingkan ongkos operasional dan tidak membayar bunga pinjaman. 

Yang paling cepat saja, Faisal memperkirakan untuk mengembalikan modal atau nilai investasi senilai di atas Rp 110 triliun dibutuhkan waktu 48,3 tahun. Dalam skenario ini, Faisal mengasumsikan, kereta cepat yang memiliki kapasitas 601 tempat duduk di setiap rangkain selalu terisi penuh dan memiliki 36 kali perjalanan setiap harinya. 

Selain itu asumsi juga mempertimbangkan tarif tiket sebesar Rp 300.000. Adapun nilai investasi diasumsikan sebesar US$ 8 miliar, dengan kurs Rp 14.300 per dolar AS, sehingga nilai investasi setara Rp 114,4 triliun. 

"Tapi kan ini janji surga, asumsi surga (balik modal Kereta Cepat Jakarta Bandung)," kata Faisal. 

Baca Juga: Dua Bulan Operasional, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Telah Angkut 1 Juta Penumpang

Berikutnya, apabila tempat duduk hanya terisi 75%, maka waktu yang diperlukan untuk balik modal tentu lebih lama yakni mencapai 64 tahun. Dalam skenario lainnya, apabila hanya terdapat 30 perjalanan setiap harinya, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung baru akan balik modal dalam 77,3 tahun. 

Jika tarif kereta cepat diturunkan menjadi Rp 250.000, waktu pengembalian investasi pun semakin lama, yakni menjadi 92,7 tahun. Apabila kurs diasumsikan menjadi Rp 14.500 per dolar AS, butuh waktu 94 tahun untuk balik modal. 

"Sekarang rupiah Rp 15.700 per dolar AS, ganti aja Rp 14.500 jadi Rp 15.700, (pengembalian investasi) 100 tahun," kata Faisal. 

Dalam skenario terburuk, Faisal menyebutkan, break even point proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung baru akan tercapai dalam kurun waktu 139 tahun. Skenario itu dibuat dengan asumsi tingkat okupansi sebesar 50%, jumlah perjalanan sebanyak 30 per hari, dan harga tiket Rp 250.000. 

"Jika nilai investasi tetap, seat-nya kalau 50 persen tadi (balik modal) 139 tahun," ucap Faisal.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kapan Kereta Cepat Whoosh Balik Modal?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×