kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Benarkah kuliner Indonesia sulit mendunia?


Sabtu, 28 September 2019 / 13:05 WIB
Benarkah kuliner Indonesia sulit mendunia?
ILUSTRASI. Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada anggapan jika produk industri kreatif Indonesia sulit bersaing di kancah internasional. Salah satunya kuliner. Benarkah? Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf angkat bicara mengenai hal ini.

Menurutnya, sektor kuliner Indonesia bisa bersaing di tingkat internasional. Namun memang masih terdapat kendala yang membuat kuliner Nusantara susah mendunia seperti negara lain.

"Yang sudah ada di sana makanan bagus, tempat bagus, disuruh scale up tidak mau, maunya begitu saja sudah. Jadi tantangannya bukan hanya mau enggak mau tapi tidak ada sampai sekarang yang punya ambisi besarkan kulinernya di luar negeri," kata Triawan dalam sebuah acara di Jakarta, Jumat (27/9).

Baca Juga: Bekraf: Pelaku industri kreatif bisa pinjam modal dengan jaminan karya

Triawan menilai, banyak pengusaha yang hanya puas dengan pencapaian yang telah diraih dan enggan membesarkan usahanya, alias tidak mau go international. Inilah salah satu faktor pangkal kenapa kuliner-kuliner di Tanah Air sukar mendunia.

Oleh sebab itu, tidak heran bila kuliner Indonesia masih kalah bersaing dibandingkan dengan Thailand yang sudah banyak membuka gerai di seluruh dunia.

"Kita tidak bisa seperti Thailand membawa makanan keluar, karena memang tidak ada pelakunya. Susah banget dan makanya sampai sekarang kita terus eksplore buka restoran di luar negeri," terangnya.

Baca Juga: Mau tahu ada SPBU atau tempat kuliner di Rest Area? silakan unduh Aplikasi ITN

Dia menyebutkan, sejauh ini salah satu yang menjadi andalan Indonesia ialah kopi. Komoditas ini tidak lagi diekspor dalam bentuk bahan baku tetapi sudah dalam bentuk olahan produksi. Sehingga punya nilai ekonomis yang lebih tinggi.

Triawan pun berharap ke depannya akan lebih banyak produk Indonesia yang bisa merambah ke mancanegara. "Kita tidak bisa mengikuti model Korea, Singapura, Jepang, kita luas banget. Kita tidak hanya harus turun ke hilir, packaging dan lain lain, tapi ke hulu juga. Gimana misalnya untuk kualitas biji kopinya sudah baik," sebut dia.

Melihat realitas itu, Triawan mengatakan pemerintah lewat Bekraf berkomitmen mendukung para pelaku industri kreatif di Indonesia agar bisa terus berkembang. Salah satu bentuknya ialah berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia ( SDM) Indonesia lewat berbagai agenda, supaya bisa berdaya saing dan berkontribusi pada negara.

"Bekraf secara aktif menyelenggarakan berbagai program pengembangan kompetensi SDM di berbagai subsektor ekonomi kreatif yang tersebar di seluruh Indonesia. Peningkatan kualitas SDM ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan industri di era 4.0," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Kuliner Indonesia Sulit Mendunia? Ini Kata Kepala Bekraf"
Penulis : Murti Ali Lingga
Editor : Erlangga Djumena

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×