Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Pembatasan impor benih tanaman membuat pemasok benih tembakau mengembangkan benih hibrida untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hasil pengembangan tersebut pun bahkan sudah bisa diekspor ke luar negeri.
Hingga 2014 lalu, Indonesia belum memiliki institusi yang bisa memproduksi benih tembakau jenis Virginia sendiri. Menurut Kuswanto, pelatih training farm PT Sadhana Arifnusa, kecilnya jumlah benih yang dibutuhkan membuat banyak yang enggan memproduksi benih sendiri.
Pasalnya, setiap hektar lahan hanya membutuhkan 7-8 gram benih tembakau virginia. Jumlah yang sedikit inilah yang membuat impor lebih dipilih oleh para pemasok ketimbang mengembangkan benih sendiri.
Namun, Kuswanto mengaku ada pembatasan dari pemerintah untuk melakukan impor benih. "Kami hanya diperbolehkan mengimpor benih selama dua tahun, selebihnya harus menggunakan benih hasil budidaya dalam negeri," ujarnya saat ditemui di acara kunjungan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) ke training farm PT Sadhana Arifnusa, Kamis (7/9).
Sehingga untuk memenuhi kebutuhan ini, PT Benih Emas Indonesia bekerja sama dengan institusi benih Amerika Serikat, Good Leaf, mengembangkan benih tembakau virginia hibrida.
Varietas benih hasil pengembangan nanti akan melalui proses uji coba di lahan milik PT Sadhana Arifnusa. Jika cocok, varietas tersebut akan diuji ke Kementerian Pertanian untuk akhirnya dijual secara massal ke petani tembakau.
Adapun hasil produksi benih tembakau virginia hibrida yang dikembangkan Benih Emas pada 2016 lalu mencapai 150 kg. Meski sedikit, hasil produksi ini telah mampu memenuhi kebutuhan benih tembakau virginia hibrida di Lombok sebesar 105 kg per tahunnya.
Kelebihan produksi sekaligus kualitas yang mumpuni membuat benih ini bisa diekspor ke negara lain. "Negara ASEAN dan Afrika jadi negara tujuan ekspor benih-benih tembakau virginia hibrida ini," kata Kuswanto.
Dengan penggunaan benih tembakau hibrida yang terus meningkat, produksi benih ini ditargetkan bisa mencapai 400 kg di tahun 2018 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News