kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.286.000   8.000   0,35%
  • USD/IDR 16.722   27,00   0,16%
  • IDX 8.242   -33,17   -0,40%
  • KOMPAS100 1.150   -4,66   -0,40%
  • LQ45 842   -2,15   -0,25%
  • ISSI 285   -0,47   -0,16%
  • IDX30 441   -2,54   -0,57%
  • IDXHIDIV20 511   -0,99   -0,19%
  • IDX80 129   -0,47   -0,36%
  • IDXV30 136   -1,17   -0,85%
  • IDXQ30 141   -0,13   -0,10%

Pasar Properti Lesu, Begini Strategi Ciputra (CTRA) Optimalkan Kinerja


Selasa, 04 November 2025 / 13:19 WIB
Pasar Properti Lesu, Begini Strategi Ciputra (CTRA) Optimalkan Kinerja
ILUSTRASI. Hingga September 2025, marketing sales Ciputra (CTRA) sudah mencapai 75% dari revisi target 2025


Reporter: Leni Wandira | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) membidik pencapaian target marketing sales hasil revisi hingga akhir 2025, di tengah permintaan properti yang dinilai belum sepenuhnya pulih. Emiten properti ini mencatat realisasi penjualan sekitar 75% dari target yang sudah direvisi hingga September.

Direktur Ciputra Group Harun Hajadi mengakui, kinerja penjualan tahun ini belum sekuat periode sebelumnya seiring kondisi pasar yang masih berhati-hati.

“Itu sampai September pencapaian 75% dari revise budget. Karena ya memang tahun ini kan tidak sebaik tahun lalu untuk properti secara umum,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (4/11/2025).

Baca Juga: Pan Brothers (PBRX) Catatkan Kinerja Positif pada Kuartal III-2025

Menurut Harun, insentif pemerintah seperti PPN DTP dan pelonggaran suku bunga KPR belum memberikan dorongan signifikan terhadap daya beli. Program tersebut dinilai sudah berjalan cukup lama sehingga pelaku pasar memandangnya sebagai kondisi normal.

“Kan PPN DTP sudah berlangsung sejak 2022, jadi sudah terbiasa, konsumen sudah menganggap itu sesuatu yang seharusnya. Saya justru khawatir kalau PPN DTP dicabut,” katanya.

Dari sisi permintaan, CTRA juga mencermati faktor kehati-hatian konsumen, terutama kekhawatiran terhadap kondisi pasar tenaga kerja yang memengaruhi keputusan pembelian properti.

“Banyak juga orang yang khawatir di-PHK, sehingga menunda membeli properti dulu, karena kan properti itu big ticket items, jadi decision-making-nya memakan waktu,” jelasnya.

Harun menambahkan bahwa sektor properti biasanya mengikuti pertumbuhan ekonomi secara lagging. Karena itu, pemulihan permintaan diyakini akan lebih terasa setelah perbaikan ekonomi berjalan lebih kuat.

 

“Cuman economic growth saja. Kita properti kan belakangan, setelah ada growth baru kita berikutnya,” ujarnya.

Untuk mengejar sisa target tahun ini, perseroan akan mengandalkan peluncuran proyek yang sudah direncanakan serta mendorong penjualan di segmen residensial yang masih menjadi kontributor utama. Manajemen optimistis momentum kuartal IV masih dapat dimanfaatkan seiring tradisi seasonal penjualan dan aktivitas pemasaran yang lebih agresif.

Selanjutnya: IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Terminal 3 Tanjung Priok

Menarik Dibaca: Oppo Find X9 Ultra Pakai Baterai Sel Ganda yang Lebih Besar dari Find X8 Ultra

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×