Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - MALANG. Komitmen Bentoel Group terhadap Environmental, Social, and Governance (ESG) terus digenjot dan diwujudkan melalui inovasi berkelanjutan di bidang lingkungan. Salah satunya lewat program daur ulang air limbah menggunakan teknologi Waste Water Treatment Plant (WWTP) yang telah dijalankan sejak tahun 2016.
Program ini menjadi bagian dari strategi efisiensi air dan pelestarian lingkungan di seluruh fasilitas produksi perusahaan yang berlokasi di Karanglo, Malang, Jawa Timur.
“Kami terus berupaya meningkatkan efisiensi penggunaan air tanah sekaligus mengurangi dampak lingkungan melalui pengelolaan limbah yang lebih bertanggung jawab,” ujar Head of Sustainability Bentoel Group Nugi Achyar, Rabu (12/11/2025).
Baca Juga: Mendanai Berbagai Proyek Hijau, TBS Energi Utama Alokasikan US$ 600 Juta Hingga 2030
Dalam program pengelolaan air limbah, Bentoel Group membagi sistem menjadi dua bagian utama. Pertama, Sewage Treatment Plant (STP), yang merupakan pengelolaan air limbah domestik seperti air yang berasal dari kamar mandi dan limbah domestik lainnya.
Pengelolaan air limbah ini melewati lima tahap penyaringan untuk menghilangkan bau dan warna sebelum akhirnya digunakan kembali untuk cooling tower, penyiraman tanaman, dan air flush.
Kedua, pengolahan air limbah produksi, yang dibagi lagi menjadi dua jenis: air limbah dari produksi rokok konvensional dan dari produksi rokok likuid.
Proses pengolahan limbah produksi memiliki tahapan yang lebih panjang, dengan hasil akhir air olahan digunakan jauh lebih bersih, bahkan bisa digunakan untuk air minum. Namun, hasil keluaran dari pengelolaan air limbah hasil produksi ini digunakan untuk cooling tower dan feed water boiler.
Lebih lanjut Nugi bilang, kapasitas pengolahan air pada STP Bentoel di pabrik Karanglo mencapai 50 meter kubik per hari, dengan tingkat pemanfaatan kembali mencapai 90%-95%.
Sementara pengolahan air limbah dari produksi memiliki kapasitas hingga 70 meter kubik per hari, dengan hasil olahan yang dapat digunakan kembali sebesar 70%. Di mana, sebanyak 50 meter kubik per hari dari air limbah produksi rokok konvensional dan 20 meter kubik per hari dari air limbah produksi rokok likuiq.
Baca Juga: Kemenperin Ungkap Kinerja dan Prospek Cerah Industri Air Minum Dalam Kemasan
Program pengelolaan air limbah ini pun tergolong berhasil karena menunjukkan hasil signifikan. Volume air daur ulang perusahaan meningkat dari 27.211 meter kubik pada 2023 menjadi 59.755 meter kubik pada 2024.
Kenaikan ini juga mendorong efisiensi penggunaan air perusahaan dari 30% di 2023 menjadi 40,02% di 2024. Dan hingga saat ini kembali meningkat menjadi 49%.
Investasi Berkelanjutan
Untuk memperluas cakupan program, Bentoel Group terus menambah menambah fasilitas pengolahan air limbah. Jika di awal hanya digunakan untuk air limbah domestik dan air limbah produksi rokok konvensional, di tahun 2023, perusahaan menambah mesin untuk pengelolaan air limbah dari produksi rokok likuid.
“Investasi untuk pembelian mesin untuk pengelolaan limbah saja mencapai Rp 6 miliar hingga Rp 7 miliar,” ujar Nugi.
Investasi tersebut menjadi langkah nyata perusahaan dalam memperkuat penerapan ESG, sekaligus memastikan keberlanjutan operasional di tengah meningkatnya tuntutan efisiensi lingkungan industri manufaktur.
Produksi Tetap Stabil
Meski fokus pada efisiensi dan keberlanjutan, Bentoel Group tetap menjaga stabilitas produksi. Tahun ini, perusahaan memproduksi sekitar 19 miliar batang rokok untuk 700 merek yang diproduksi di pabrik Karanglo.
“Untuk tahun ini, produksinya tetap kami maintain di 19 miliar batang rokok,” kata Nugi.
Dari total produksi tersebut, sekitar 70% diekspor ke luar negeri, terutama untuk pasar Australia dan Malaysia. Sementara, 30% dipasarkan di pasar domestik.
Selanjutnya: OJK Nilai Tren Harga Emas yang Tinggi Dapat Mendorong Kinerja Bisnis Gadai
Menarik Dibaca: 5 Jenis Kacang-Kacangan yang Bantu Turunkan Gula Darah secara Alami
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













