kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.367.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.731   21,00   0,13%
  • IDX 8.389   22,05   0,26%
  • KOMPAS100 1.163   3,35   0,29%
  • LQ45 847   4,23   0,50%
  • ISSI 292   0,76   0,26%
  • IDX30 446   3,97   0,90%
  • IDXHIDIV20 513   3,54   0,69%
  • IDX80 131   0,41   0,31%
  • IDXV30 138   0,55   0,40%
  • IDXQ30 141   0,94   0,67%

Kemenperin Ungkap Kinerja dan Prospek Cerah Industri Air Minum Dalam Kemasan


Rabu, 12 November 2025 / 20:12 WIB
Kemenperin Ungkap Kinerja dan Prospek Cerah Industri Air Minum Dalam Kemasan
ILUSTRASI. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) terus menunjukkan kinerja positif dan berperan penting dalam memperkuat rantai nilai industri makanan dan minuman (mamin) nasional.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan hal itu saat membuka Musyawarah Nasional ke-XI Perkumpulan Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) di Jakarta, Selasa (11/11/2025).

Baca Juga: IMA Minta DMO Batubara Dikaji, Serapan Domestik 2026 Diprediksi Tembus 240 Juta Ton

Agus menyebutkan, industri makanan dan minuman masih menjadi motor utama sektor manufaktur dengan pertumbuhan mencapai 6,49% pada kuartal III-2025. Sejalan dengan itu, industri AMDK juga berhasil menjaga tren pertumbuhan yang stabil.

“Industri AMDK memiliki posisi strategis dalam ekosistem manufaktur nasional karena menopang sektor makanan dan minuman yang menjadi kontributor utama pertumbuhan industri pengolahan nonmigas,” ujar Agus dalam keterangan tertulis, Rabu (12/11).

Lonjakan Investasi dan Kapasitas Produksi

Menperin memaparkan, industri AMDK mencatat pertumbuhan signifikan dalam lima dekade terakhir. Pada 1973, hanya terdapat satu pabrik AMDK dengan kapasitas enam juta liter per tahun.

Baca Juga: Prabowo Beri PSN untuk Pindad, Menperin Ungkap Kelanjutan Mobil Nasional

Kini, jumlah tersebut melonjak menjadi 707 pabrik dengan total kapasitas produksi nasional mencapai 47 miliar liter per tahun.

Industri AMDK juga menyerap sekitar 46.000 tenaga kerja langsung dengan tingkat utilisasi yang konsisten di atas 70% selama lima tahun terakhir. “Ini menunjukkan daya tahan industri AMDK terhadap dinamika ekonomi global,” imbuhnya.

Selain memenuhi pasar domestik, sektor AMDK turut berkontribusi pada ekspor produk makanan dan minuman, dengan pertumbuhan rata-rata 11,4% per tahun.

Saat ini, tercatat 1.348 sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) aktif untuk produk AMDK, menandakan komitmen pelaku usaha terhadap mutu dan standar nasional.

Dorong Keberlanjutan dan Ekonomi Sirkular

Agus menegaskan bahwa industri AMDK perlu semakin adaptif terhadap isu lingkungan dan keberlanjutan, terutama karena sektor ini merupakan pengguna besar kemasan plastik berbahan Polyethylene Terephthalate (PET).

Baca Juga: BSI Kantongi Izin Jasa Simpanan Emas

“Kami mendorong pelaku industri memperluas penggunaan bahan daur ulang dan memperkuat penerapan prinsip ekonomi sirkular. Selain itu, pengelolaan sumber air baku harus menjadi prioritas bersama agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat,” tegasnya.

Menuju Transformasi Digital dan Industri Halal

Dalam upaya akselerasi transformasi digital, Kemenperin telah menetapkan dua pabrik AMDK, PT Tirta Investama Plant Pandaan dan Banyuwangi sebagai National Lighthouse Industry 4.0, contoh penerapan teknologi industri cerdas dan efisiensi energi.

“Saat ini baru di bawah satu persen pabrik AMDK yang masuk kategori Lighthouse Industry 4.0. Saya menantang rekan-rekan Aspadin untuk menambah jumlahnya,” kata Agus.

Baca Juga: SKK Migas Optimistis Produksi Minyak Capai 625.000 Barel per Hari pada Akhir 2025

Selain itu, sektor AMDK juga memiliki peran penting dalam penguatan ekosistem makanan dan minuman halal nasional.

“Industri AMDK mendukung penguatan sektor halal yang menjadi salah satu keunggulan Indonesia di pasar global. Sinergi antara pemerintah, asosiasi, dan pelaku usaha menjadi kunci keberlanjutan sektor ini,” pungkas Menperin.

Selanjutnya: Shutdown Pemerintah AS Berakhir, Bagaimana Efeknya ke IHSG?

Menarik Dibaca: Brand Asal Swiss Victorinox Tawarkan Promo Spesial untuk Konsumen Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×