Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - CENGKARENG. Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra buka suara soal isu pergantian dirinya sebagai nahkoda di BUMN sektor penerbangan tersebut.
Sebelumnya, dalam laporan Bloomberg, Indonesia sedang mempertimbangkan untuk mengganti Dirut Garuda Indonesia, sebagai bagian dari upaya pemerintahan baru untuk meningkatkan profitabilitas dan mendukung ekspansinya.
Nama yang digadang-gadang menggantikan Irfan antara lain adaah Pelaksana Tugas (PLT) CEO Lion Air Wamildan Tsani Panjaitan. Dan kandidat potensial lainnya adalah Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda, Prasetio.
Baca Juga: Rugi Bersih Garuda Indonesia (GIAA) Membengkak 81,29% per Kuartal III 2024
Menanggapi pergantian dirinya, Irfan bilang memang dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan berlangsung Jumat (15/11) pekan ini akan terjadi perubahan pengurus, di bagian Komisaris dan Direksi.
"RUPSLB besok Jumat itu memang agendanya soal perubahan pengurus. Pengurus itu termasuk Direksi dan Komisaris," kata dia saat ditemui di Kawasan Bandara International Soekarno Hatta, Jakarta, Senin (11/11).
Menurutnya terkait keputusan yang akan diketok palu lusa, dirinya tidak akan menanyakan tiga hal jika akhirnya diganti dari jabatannya sebagai Dirut.
"Saya nggak mau bicara atas nama komisaris. Tapi saya ngomong atas nama direksi dan teman-teman yang lain. Kita ini kan profesional, diminta masuk, oke. Diminta berhenti, ya oke juga," katanya.
Baca Juga: Beban Membengkak, Begini Upaya Garuda Indonesia (GIAA) Perbaiki Kinerja
"Ada tiga hal yang nggak akan pernah saya tanya. Yang pertama, kenapa saya diganti? Kalau diganti. Karena nggak punya hak, saya gak nanya," tambahnya.
Kedua, Irfan bilang ia tidak akan menanyakan dan meminta juga direksi lain yang saat ini masih menjabat untuk tidak menanyakan pengganti mereka masing-masing.
"Yang kedua, saya juga nggak akan nanya. Dan saya juga minta direksi lain nggak nanya. Siapa yang nganti dia," tambahnya.
Dan yang ketiga, Irfan bilang dirinya juga tidak akan menanyakan alasan individu yang ditunjuk sebagai direksi bari di Garuda Indonesia saat RUPSLB nanti.
"Yang ketiga, kenapa dia (yang menggantikan)? Kayaknya ini bukan kewenangan kita. Ada tata krama yang harus kita jaga," tambahnya.
Ia juga menyebut belum memiliki rencana ke depan karena posisinya masih menjabat sebagai Dirut Garuda Indonesia.
Baca Juga: Garuda Indonesia Catatkan Pendapatan Naik 18,27% pada Semester 1 2024
"Kalau itu kejadian (diganti), nggak pantas saya mempersiapkan diri, orang saya masih digaji Garuda kok. Ya kan saya juga udah tua, pensiunan, main sama cucu," ujarnya.
Adapun dari sisi kinerja, saat ini Garuda Indonesia memiliki sekitar 100 pesawat, termasuk pesawat berbiaya rendahnya, atau low cost carrier (LCC), Citilink.
Dan hingga kuartal ke-3 2024, GIAA mencatat kerugian bersih US$ 131,22 juta atau setara sekitar Rp 2,06 triliun pada kuartal III 2024. Angka tersebut membengkak 81,29% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) Bukukan Rugi Bersih US$ 101,65 juta per Juni 2024
Dengan pendapatan usaha yang tumbuh 15% sebesar US$ 2,56 miliar pada kuartal III-2024 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023 yakni senilai US$ 2,23 miliar.
Selanjutnya: Harga Pangan di Maluku, 11 November 2024: Harga Beras & Bawang Turun, Harga Ikan Naik
Menarik Dibaca: 5 Hal yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Beli Smartwatch
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News